"Angel-angel, kon sumpah pocong bae sak
keluargane." Ujar seorang warga kampung.
"Hus. Ojo sembrono. Sumpah pocong kui ono resikone" Sahut mas Saud.
Cerita tentang Mbak Nia pun berlanjut ...
"Hus. Ojo sembrono. Sumpah pocong kui ono resikone" Sahut mas Saud.
Cerita tentang Mbak Nia pun berlanjut ...
Hampir dua bulan sejak kejadian penemuan
jasad mbak Nia di Garasi Pabrik, belum juga ada titik terang dari pihak
kepolisian.
Hal itu menimbulkan keresahan di masyarakat.
Berbagai dugaan, bahkan tuduhan sudah mulai muncul di kalangan warga sekitar.
Prasangka negatif terhadap pihak kepolisian
pun beberapa kali jadi topik bahasan di kumpulan warga yang sering ronda malam.
Tak kalah, bahasan tentang kabar ghaib pun mulai beredar.
Tak hanya pihak keluarga, ada juga dari kalangan masyarakat yang percaya dengan
hal ghaib -
- mempertanyakan pendapat beberapa
paranormal terkait kejadian itu.
Anehnya, hampir setiap paranormal yang mendengar kabar itu, tidak mau banyak
bicara.
"Angel. Sing mateni, dudu wong sembarangan"
(Susah. Pelakunya bukan orang sembarangan)
Salah satu yang pernah berbicara cukup
banyak, hanya mengingatkan, bahwa setelah kejadian itu, ada pengawalan ghaib
terhadap arwah korbannya.
Seakan menjaga, agar tidak ada yang berupaya mencaritahu kebenaran cerita
tentang kejadian itu secara ghaib.
Hanya yang berilmu lebih tinggi, yang bisa
menahan pengawalan itu, itu pun tidak bisa lebih jauh melakukan
perlawanan.
Sebatas berinteraksi dengan arwah korbannya.
Upaya melalui jalur hukum juga belum mampu
memberikan titik terang.
Beberapa warga berprasangka, bahwa ada kemungkinan kasus ini memang sengaja
dibiarkan, bahkan sebisa mungkin kasus itu seakan harus ditutup.
"Edan. Mosok tekan kapolseke podo bae
ngomong kon ngiklaske bae. Ora perlu kasuse diteruske."
(Gila! Bisa-bisanya sampai kapolsek pun menyuruh untuk mengikhlaskan. Tak perlu
kasus ini diteruskan.)
Ujar pak Rusdi saat bercerita pada warga yang datang ke rumahnya.
"Pak priye kui?"
(Maunya apa kalau seperti itu?)
"Iki mesti ono opo-opone"
(Ini pasti ada apa-apanya)
Beberapa kali, pak Rusdi memang rutin mempertanyakan kasus itu ke pihak Polsek.
Tapi jawaban yang diperoleh dari pihak kepolisian masih terus sama.
Belum ada perkembangan terkait kasus itu.
Bahkan, yang membuatnya kecewa, pihak
kepolisian justru menyarankan agar pihak keluarga mengikhlaskan kematian mbak
Nia.
"Pokok e, kudu temu sopo sing mateni. Iki urusane nyowo ne wong! Tur wong
rak duwe!"
(Pokoknya harus ketemu pelakunya. Ini masalah nyawa seseorang! Apa lagi-
- orang kecil)
Pak Rusdi selalu menggebu-gebu saat menceritakan jawaban dari pihak kepolisian
saat beliau mempertanyakan perkembangan kasus itu.
"Pripun nggih pak Kaji. Kok biso kados niku kui."
(Bagaimana ya pak. Kok bisa jawabannya seperti itu)
Sahut salah seorang warga.
"Mosok polisi nyerah?" Keluh pak
Rusdi.
"Nek polisi nyerah, terus kon priye? Opo perlu warga sing bertindak?"
(Kalau polisi nyerah, terus bagaimana? Apa perlu warga bergerak?)
"Mengko dianggep main hakim sendiri?"
(Nanti dianggap main hakim sendiri)
Pak Rusdi terus melanjutkan perkataannya.
"Opo temenan dudu kaji takur si pelakune? Wes jelas kan, sing nang ngomah
wong kae. Ora ono liyane. Nek dudu deweke Sopo meneh?"
(Apa bener bukan H. Takur pelakunya? Sudah jelas, orang itu yang ada di rumah.
Kalau bukan dia, siapa lagi?)
"Lha tapi buktine kui ji, sing ora
ono"
(Tapi tidak ada buktinya pak)
Sahut warga yang lain.
Malam itu, memang beberapa warga berkumpul di kediaman Pak Rusdi, membahas
perihal kasus itu.
Seorang warga tiba-tiba mendekati Pak Rusdi.
Agak berbisik, ia mengatakan sesuatu padanya.
"Opo perlu keluargane kaji takur diajak sumpah pocong?" Bisik orang
itu.
"Aku ono info lokasi sing manjur dinggo sumpah pocong, ji. Sopo reti, biso
terungkap lewat coro kui".
(Apa perlu keluarga H. Takur diajak sumpah
pocong? Aku dapat info lokasi yang tepat untuk sumpah pocong. Siapa tau bisa
terungkap dengan cara itu)
Bahasan tentang rencana sumpah pocong pun mulai terbangun sejak malam itu.
Keesokan harinya, pak Rusdi bersama Pak
Roni, diantar oleh orang yang menyarankan sumpah pocong, ke sebuah makam
keramat di suatu desa.
Mereka menemui juru kunci makam itu, dan menceritakan permasalahan yang menjadi
maksud kedatangan mereka.
"Nopo njenengan mpun yakin, badhe
ngadake sumpah pocong ten mriki pak?" Tanya juru kunci.
(Apa anda sudah yakin, ingin mengadakan sumpah pocong disini pak?)
"Opo njenengan kro pihak sing meh di sumpah, tenan wani nanggung
resikone?"
(Apa anda dan pihak yang akan disumpah, benar-
-benar sanggup menanggung resikonya?)
Mendengar pertanyaan itu, sebenarnya pak Rusdi sedikit merasa ragu. Namun,
keraguan itu bertentangan dengan keinginannya agar kasus yang dialami oleh
keluarganya bisa cepat selesai.
"Lha resiko ne nopo pak?"
(Apa resikonya, pak?)
"Yo, sing sampun rumiyin nggih macem-macem akibate. Wonten sing dadi edan,
wonten sing keno musibah gede, malah ono juga sing taruhan e nyowo".
(Yang sudah terjadi bermacam-macam akibatnya. Ada yang gila, ada yang kena
musibah -
- bahkan ada juga yang taruhannya nyawa.)
"Monggo dirembug rumiyin, dimantepke disik karepane. Asale, ritual koyo
kui mau resikone abot. Dan ora sembarangan"
(Silakan dipertimbangkan lagi, diyakinkan dulu. Karena ritual seperti itu
resikonya berat. Dan tidak sembarangan).
Pak Roni tidak terlalu banyak bicara saat
bertemu dengan juru kunci makam keramat itu.
Sekali lagi, ia hanya mengikuti ajakan pak Rusdi.
Pak Roni masih tetap yakin, bahwa kasus ini masih bisa diselesaikan secara
hukum.
Kalau tidak oleh polsek, masih ada tingkat
polres, bahkan kalau perlu sampai ke mabes polri.
Saat dimintai pendapat oleh Pak Rusdi, pak Roni hanya mempersilakan upaya apa
pun yang ingin ditempuh, termasuk rencana sumpah pocong.
Namun, bukan sepenuhnya karena pak Roni
percaya dengan ritual sumpah pocong itu.
Tapi Pak Roni ingin tau, bagaimana reaksi pihak majikan mbak Nia jika diajak
melakukan sumpah pocong.
Reaksinya nanti, setidaknya bisa menjadi pertimbangan, apakah H. Takur
pelakunya atau bukan.
Setelah mendatangi juru kunci makam keramat
itu, pak Rusdi, Pak Roni, ditemani beberapa warga mendatangi rumah H. Takur.
Mereka sepakat, ingin mengajak H. Takur dan beberapa anggota keluarganya yang
diduga terkait dengan penyebab kematian mbak Nia, untuk melakukan sumpah
pocong.
Mendengar ajakan itu, memang raut wajah H.
Takur sempat berubah pucat. Seperti ada rasa takut dan khawatir.
Reaksi itu lah yang ingin diketahui pak Roni.
H. Takur pun seakan mulai pasrah. Ia seperti sudah merasa lelah dengan tekanan
batin akibat tuduhan dan gunjingan warga.
Dengan terpaksa, beliau mengikuti ajakan Pak
Rusdi dan warga yang lain.
"Nggih, menawi nyuwun kados niku, kulo terimo. Mung, sepisan maleh kulo
saestu, sanes kulo sing mateni mbak Nia".
(Kalau maunya seperti itu, saya terima. Tapi, sekali lagi saya yakinkan bukan
saya pelakunya)
Kabar rencana Sumpah Pocong pun mulai
tersebar di kalangan warga sekitar, dan ditanggapi dengan penuh antusias.
Warga sudah cukup dibuat penasaran oleh kasus itu. Terlebih, belum ada
kejelasan siapa pelakunya.
Tiba lah saatnya, prosesi sumpah pocong itu
hendak dilaksanakan.
Saat itu, jumat tanggal 3 Maret 2017, selepas salat jumat puluhan warga, dengan
naik berbagai kendaraan mendatangi komplek makam keramat yang sebelumnya
sudah ditetapkan sebagai lokasi sumpah pocong.
Warga ingin menyaksikan secara langsung
pelaksanaan sumpah yang akan dilakukan oleh keluarga H Takur dan keluarganya.
“Sumpah pocong ini memang atas permintaan
warga dan kerabat korban kepada keluarga majikan, disebabkan kasus kematian
janda beranak 2 itu hingga kini masih belum terungkap,” ungkap tetangga mbak
Nia, yang sempat diwawancarai oleh wartawan sebuah media cetak.
Semua pihak sudah terlihat berkumpul di
lokasi makam keramat. Disertai oleh pihak kepolisian dan koramil yang memang
telah diberitahu perihal rencana sumpah pocong itu.
Dan sebelum ritual dimulai, Kedua pihak keluarga kembali diyakinkan.
"Sepisan maleh, kulo badhe tangkled,
nopo panjenengan sedoyo sampun yakin?"
(Sekali lagi, saya tanyakan, apa kalian semua sudah yakin?)
"Siap nampi resikone?"
(Siap menerima resikonya?)
"Sinten sing bener, lan sing salah, gusti Allah sampun ngertos"
(Siapab yang benar dan salah
Allah sudah mengetahuinya).
"Ritual meniko, mung sekedar kanggo ngeyakinke, dewe sing urip. Sopo sing
salah, mesti oleh ganjaran e"
(Ritual ini, hanya sekedar untuk meyakinkan kita yang hidup. Bahwa siapa yang
salah pasti akan mendapat ganjarannya).
"Nanging, kulo sekedar ngelekke. Wonten
ing acara sumpah meniko, sinten sing salah mboten cuman sing dituduh. Sing
nuduh ugi salah yen ternyata tuduhane ora pas. Resikone, ugi saged mbalek
kalian njenengan sing nuduh"
(Tapi, saya sekedar mengingatkan. Di acara sumpah ini -
- siapa yang bersalah bukan cuma yang
dituduh. Yang menuduh pun juga bersalah jika ternyata tuduhannya tidak
terbukti. Resiko dari ritual ini, bisa saja berbalik pada pihak yang menuduh)
"Gusti Allah Maha Adil"
Pak Rusdi, nampak semakin ragu dengan acara
ini. Apa lagi saat beliau kembali mengingat resiko apa yang akan diterima pihak
yang bersalah.
Beliau mulai bimbang.
Salah seorang warga yang ikut mendampingi, ikut menyampaikan pendapatnya.
"Priye, ji? Sampean yakin po ra?"
(Gimana pak? Anda yakin atau tidak?)
Pak Rusdi semakin bimbang. Dan dengan terbata-bata, mengeluarkan sebuah
pertanyaan.
"Tapi niki nggih sami karepane wong-wong kampung pak. Terus opo berarti
wong kampung bakal nerimo resikone juga?"
Pada akhirnya, terjadi perdebatan di lokasi
itu. Beberapa warga yang hadir dan mendengar penjelasan juru kunci, ada yang
merasa khawatir dengan resiko yang juga akan berimbas pada warga sekitar.
Termasuk Pak Rusdi pun semakin merasa bimbang.
Dia akan merasa bersalah jika warga-
- ikut merasakan resiko dari ritual itu.
Perdebatan itu pada akhirnya menjadi alasan dibatalkannya Ritual Sumpah Pocong
itu. Menurut juru kunci, tidak ada keyakinan penuh dari kedua pihak untuk
melakukan Ritual yang penuh resiko itu. Yang jika diteruskan, justru akan
berakibat-
- fatal.
Dengan berat hati, pihak keluarga mbak Nia, yang diwakili oleh Pak Rusdi, pun
merelakan acara itu dibatalkan.
Dan ditempat itu pula, akhirnya dibuatkan kesepakatan antara pihak keluarga
mbak Nia dan H. Takur.
Pihak H. Takur menghendaki, setelah acara
itu, tidak ada lagi tuduhan-tuduhan yang ditujukan pada keluarganya. Dan
menyanggupi, untuk terus kooperatif dengan pihak kepolisian sampai kasus ini
selesai.
Tak hanya pihak keluarga Mbak Nia yang
merasa kecewa atas dibatalkannya ritual sumpah pocong itu. Beberapa warga pun
merasakan hal yang sama. Pasalnya, warga yang hadir sudah ber-ekspektasi bahwa
melalui acara itu, akan terkuak misteri pembunuhan yang merenggut nyawa mbak
Nia.
Kasus itu pun kembali diserahkan pada pihak
kepolisian.
-gambar ilustrasi-
Pasca gagalnya acara sumpah pocong, ternyata situasi di kampung belum juga lega. Peristiwa penemuan jasad mbak Nia di Garasi pabrik, masih terus menjadi bahan pembicaraan.
Upaya mencari solusi lain pun, terus dibahas baik oleh pihak keluarga mbak Nia maupun warga sekitar.
Upaya mencari solusi lain pun, terus dibahas baik oleh pihak keluarga mbak Nia maupun warga sekitar.
Namun, yang disesalkan baik oleh pihak keluarga mbak Nia dan warga yang ikut peduli, adalah setelah itu pihak keluarga H. Takur seakan pasif dalam mengupayakan kasus itu.
Dan suatu ketika, datang kabar dari seorang anggota kepolisian yang berkunjung ke rumah pak Rusdi. Sebut saja pak Bhabin.
Ditemani pula oleh seorang anggota koramil, sebut saja Pak Mandan. Keduanya bermaksud menawarkan sebuah jalan yang bisa ditempuh.
Ditemani pula oleh seorang anggota koramil, sebut saja Pak Mandan. Keduanya bermaksud menawarkan sebuah jalan yang bisa ditempuh.
Keduanya menyarankan agar pihak keluarga menyiapkan surat yang ditanda tangani oleh warga sekitar, untuk dibawa sebagai pengaduan ke beberapa instansi terkait di ibu kota.
Saran itu dianggap bagus oleh pak Roni. Beliau sangat mendukung upaya seperti itu, ketimbang melalui jalan lain.
Saran tersebut pun, akhirnya dibahas bersama warga yang kemudian sepakat membuat surat aduan ke berbagai instansi terkait di Ibu kota.
Saran tersebut pun, akhirnya dibahas bersama warga yang kemudian sepakat membuat surat aduan ke berbagai instansi terkait di Ibu kota.
Tanpa waktu lama, pihak pak Roni pun telah mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan. Dan setelah dibahas dengan warga yang lain, akhirnya diputuskan pihak keluarga mbak Nia yang diwakili oleh Tyo dan kedua pamannya disertai beberapa orang warga, bersedia untuk mengantarkan -
- pengaduan itu secara langsung, dengan mendatangi beberapa kantor instansi tersebut.
Diantara Instansi yang diberi surat pengaduan yaitu, Komnasham, Ombudsman, Kontras, Polda Jateng, Mabes Polri, bahkan memberikan tembusan ke Presiden.
Diantara Instansi yang diberi surat pengaduan yaitu, Komnasham, Ombudsman, Kontras, Polda Jateng, Mabes Polri, bahkan memberikan tembusan ke Presiden.
Sekitar dua bulan setelah itu, sekitar bulan juni 2017, saya baru ikut berpartisipasi dalam upaya pengungkapan Kasus ini.
Seluruh cerita yang telah saya sampaikan, merupakan hasil dari Investigasi yang saya lakukan bersama beberapa pemuda kampung itu.
Seluruh cerita yang telah saya sampaikan, merupakan hasil dari Investigasi yang saya lakukan bersama beberapa pemuda kampung itu.
Di sesi terakhir dari thread ini, saya ingin menceritakan tentang hal-hal yang kami lakukan dan alami selama proses Investigasi.
Dan nanti akan saya sertakan beberapa dokumen terkait kasus, yang pasti, untuk nama orang dan tempat yang tercantum, akan saya sensor.
Dan nanti akan saya sertakan beberapa dokumen terkait kasus, yang pasti, untuk nama orang dan tempat yang tercantum, akan saya sensor.
Dan ada satu orang saksi penting, yang belum saya sampaikan ceritanya. Sebuah keterangan tentang sehari sebelum penemuan jasad Mbak Nia, serta apa yang dialaminya setelah kejadian.
Bagian terakhir dari thread tentang kasus pembunuhan mbak Nia di Garasi Pabrik.
Segera dimulai...
Bagian terakhir dari thread tentang kasus pembunuhan mbak Nia di Garasi Pabrik.
Segera dimulai...
Bagian IV : Pencarian Fakta
Aruf, teman SD saya dulu, adalah salah seorang warga yang tinggal satu kampung dengan Keluarga Mbak Nia.
Waktu itu, saya sedang servis motor di bengkel tempatnya bekerja.
Sambil menunggu-
Aruf, teman SD saya dulu, adalah salah seorang warga yang tinggal satu kampung dengan Keluarga Mbak Nia.
Waktu itu, saya sedang servis motor di bengkel tempatnya bekerja.
Sambil menunggu-
- motor saya yang sedang di servis, seperti biasanya saya memulai pembicaraan.
"Bro, kasus nggon kampungmu kae durung rampung yo kabare?" tanya saya membuka obrolan.
(Bro, kasus di kampungmu itu kabarnya belum selesai ya?)
"Sampe digaweke spanduk koyo kae. Sopo si sing gawe?"
"Bro, kasus nggon kampungmu kae durung rampung yo kabare?" tanya saya membuka obrolan.
(Bro, kasus di kampungmu itu kabarnya belum selesai ya?)
"Sampe digaweke spanduk koyo kae. Sopo si sing gawe?"
(Sampai dibuatkan sepanduk seperti itu. Siapa si yang membuat?)
Pertanyaan itu sekenanya saya tanyakan pada Aruf, karena beberapa hari sebelumnya di ruas jalan desa kami terpasang sebuah spanduk yang cukup membuat geger masyarakat.
Spanduk terkait kasus pembunuhan yang sempat-
Pertanyaan itu sekenanya saya tanyakan pada Aruf, karena beberapa hari sebelumnya di ruas jalan desa kami terpasang sebuah spanduk yang cukup membuat geger masyarakat.
Spanduk terkait kasus pembunuhan yang sempat-
membuat geger masyarakat.
"Durung. Mbuh kae, kabare sek mandhek ning kepolisian"
(Belum. Entahlah, kabarnya masih berhenti di kepolisian)
"Lha asline cerito ne kui priye?" tanyaku penasaran.
Sambil nyervis motor saya, Aruf menceritakan secara singkat tentang kronologi kejadian
"Durung. Mbuh kae, kabare sek mandhek ning kepolisian"
(Belum. Entahlah, kabarnya masih berhenti di kepolisian)
"Lha asline cerito ne kui priye?" tanyaku penasaran.
Sambil nyervis motor saya, Aruf menceritakan secara singkat tentang kronologi kejadian
"kabare koyo kui ceritane. Nek detail e aku juga kurang ngerti"
(Kabar ceritanya seperti itu. Kalau detailnya, aku juga kurang mengerti)
"Kok biso yo, tekan saiki durung ketemu pelakune"
(Kok bisa ya, sampai sekarang belum ketemu pelakunya).
"Ah, mbuh kabeh nek kui"
(Entah lah)
(Kabar ceritanya seperti itu. Kalau detailnya, aku juga kurang mengerti)
"Kok biso yo, tekan saiki durung ketemu pelakune"
(Kok bisa ya, sampai sekarang belum ketemu pelakunya).
"Ah, mbuh kabeh nek kui"
(Entah lah)
Mendengar sedikit penuturan dari Aruf, selama beberapa hari, saya terus memikirkan kasus itu. Masih merasa tidak percaya, kejadian seperti itu bisa terjadi di sekitar desa saya.
Selama ini, saya pun prihatin saat melihat beberapa kasus pembunuhan di televisi, yang dibuat -
Selama ini, saya pun prihatin saat melihat beberapa kasus pembunuhan di televisi, yang dibuat -
- menjadi sebuah sinetron mini seri.
Sore itu, beberapa hari setelah saya servis motor di bengkel Aruf, saya menerima pesan WA dari teman masa kecil saya itu.
"Bro, kowe sek penasaran karo kasus kae po ra?"
(Bro, kamu masih penasaran dengan kasus itu gak?)
Sore itu, beberapa hari setelah saya servis motor di bengkel Aruf, saya menerima pesan WA dari teman masa kecil saya itu.
"Bro, kowe sek penasaran karo kasus kae po ra?"
(Bro, kamu masih penasaran dengan kasus itu gak?)
"Iki cah-cah oleh info tentang kasus kae. Ono wong sing ngerti tentang kasus iki. Kabare wong penting."
(anak-anak dapat info tentang kasus. Ada orang yang tau kasus ini. Kabarnya orang penting).
"Nek meh melu nemoni wong e, mengko melu kumpul bae."
(Kalau ingin ikut menemui -
(anak-anak dapat info tentang kasus. Ada orang yang tau kasus ini. Kabarnya orang penting).
"Nek meh melu nemoni wong e, mengko melu kumpul bae."
(Kalau ingin ikut menemui -
- orang itu, nanti ikut kumpul saja)
Rasa penasaran saya semakin kuat. Berawal dari iseng sekedar ingin tau cerita sebenarnya, pada akhirnya saya pun terbawa cukup jauh terhadap upaya pengungkapan kasus itu bersama Aruf dan beberapa temannya yang lain.
Rasa penasaran saya semakin kuat. Berawal dari iseng sekedar ingin tau cerita sebenarnya, pada akhirnya saya pun terbawa cukup jauh terhadap upaya pengungkapan kasus itu bersama Aruf dan beberapa temannya yang lain.
Malam itu, kami diajak ke kediaman seorang anggota kepolisian. Disana, rupanya ada satu orang lain yang juga merupakan anggota aparatur negara.
Kedua orang itu, awalnya menanyakan keseriusan kami yang ingin membantu upaya pengungkapan kasus. Dan sedikit menjelaskan resikonya.
Kedua orang itu, awalnya menanyakan keseriusan kami yang ingin membantu upaya pengungkapan kasus. Dan sedikit menjelaskan resikonya.
Salah seorang dari kami, adalah Rohman. Teman saya yang ternyata masih punya hubungan saudara dengan Mbak Nia.
Rohman terlihat tidak terlalu antusias saat mengetahui orang yang dimaksud oleh Aruf adalah kedua orang itu.
Ada alasan kenapa ia tak begitu antusias.
Rohman terlihat tidak terlalu antusias saat mengetahui orang yang dimaksud oleh Aruf adalah kedua orang itu.
Ada alasan kenapa ia tak begitu antusias.
Saya yang saat itu masih belum mendalami kasus itu, hanya berusaha mendengar dan mengamati beberapa informasi yang disampaikan.
Belum ada yang bisa saya komentari, sampai pada saatnya terucap sebuah rencana yang disarankan oleh si empunya rumah.
Belum ada yang bisa saya komentari, sampai pada saatnya terucap sebuah rencana yang disarankan oleh si empunya rumah.
Sebuah rencana yang saya anggap cukup tidak mungkin untuk dilakukan oleh kami yang hadir. Namun, berbeda dengan anggapan saya, Aruf dan Rohman, seakan menganggap positif rencana itu.
Akhirnya, berhubung saya sudah terlanjur bergabung, saya pun hanya berusaha mengikuti keputusan
Akhirnya, berhubung saya sudah terlanjur bergabung, saya pun hanya berusaha mengikuti keputusan
Menurut saya, pertemuan itu menjadi awal munculnya kembali kasus itu setelah beberapa bulan belum terungkap.
Malam selanjutnya, Aruf mengajak saya dan beberapa teman termasuk Rohman, untuk menemui Pak Roni. Dan itu, merupakan awal pertama saya mengenal beliau.
Malam selanjutnya, Aruf mengajak saya dan beberapa teman termasuk Rohman, untuk menemui Pak Roni. Dan itu, merupakan awal pertama saya mengenal beliau.
Di rumah Pak Roni, kami semua mendengar cerita keseluruhan terkait perkembangan Kasus itu dari pihak keluarga Mbak Nia.
Penjelasan dari pak Roni, begitu jelas, tertata dan diceritakan dengan cara dan alur yang rapih. Bagi saya, mencerminkan bahwa orang itu bukan orang yang -
Penjelasan dari pak Roni, begitu jelas, tertata dan diceritakan dengan cara dan alur yang rapih. Bagi saya, mencerminkan bahwa orang itu bukan orang yang -
- berpendidikan rendah. Yang kami temui ini adalah orang yang terpelajar, dengan pengalaman yang pasti cukup luar biasa.
Tak hanya menceritakan terkait perkembangan kasus, Pak Roni pun menunjukkan beberapa dokumen dari berbagai Instansi. Tak hanya dari pihak kepolisian -
Tak hanya menceritakan terkait perkembangan kasus, Pak Roni pun menunjukkan beberapa dokumen dari berbagai Instansi. Tak hanya dari pihak kepolisian -
- bahkan, ada dokumen lain yang asalnya dari badan pengawas aparatur negara dan organisasi pegiat kemanusiaan.
Dokumen-dokumen itu ter-arsip dengan rapih. Tak ada yang kurang sedikit pun.
Saya pun sempat terkagum tak percaya, dan penasaran dengan sosok Pak Roni.
Dokumen-dokumen itu ter-arsip dengan rapih. Tak ada yang kurang sedikit pun.
Saya pun sempat terkagum tak percaya, dan penasaran dengan sosok Pak Roni.
Salah satu dokumen penting yang ditunjukkan Pak Roni adalah sebuah Surat keterangan dari Pihak Kepolisian yang berisi hasil penyelidikan. Terdapat beberapa keterangan Saksi Utama dan juga hasil Visum dan Autopsi.
Sebagai orang yang baru bergabung dalam upaya penanganan kasus-
Sebagai orang yang baru bergabung dalam upaya penanganan kasus-
- saya cukup beruntung, karena bisa langsung mengetahui perihal kasus itu dari pihak keluarga korban, bahkan sampai mendapatkan informasi penting yang sumbernya dari dokumen resmi.
Bukan sekedar mendengar kabar burung atau sekedar "Katanya".
Bukan sekedar mendengar kabar burung atau sekedar "Katanya".
Di rumah Pak Roni, kami pun membahas sebuah rencana yang sempat disarankan pada kami. Namun, saat kami menceritakan siapa orang yang menyarankan rencana itu, raut wajah Pak Roni seakan berubah. Ada kesan heran dan curiga dengan orang-orang itu.
Pak Roni pun menceritakan sedikit hal tentang orang yang sempat kami temui di malam sebelumnya.
Kedua orang itu adalah pak Bhabin dan pak Mandan, dua orang yang pernah membantu pihak keluarga untuk memperjuangkan kasus ini hingga ke Ibu Kota.
Kedua orang itu adalah pak Bhabin dan pak Mandan, dua orang yang pernah membantu pihak keluarga untuk memperjuangkan kasus ini hingga ke Ibu Kota.
Ada hal yang tak perlu diceritakan tentang Pak Bhabin dan Pak Mandan. Pak Roni hanya berpesan, selama yang disarankan itu adalah hal positif dan berkemungkinan menjadi titik terang kasus ini, beliau akan mendukung dan ikut serta membantu.
Dan Pak Roni memberitahu, jika memang kami serius akan menjalankan rencana itu, kami disarankan untuk berkoordinasi dengan Pak Rusdi.
Keesokan harinya, kami pun menemui Pak Rusdi di rumahnya. Pak Roni turut hadir dalam pertemuan itu.
Keesokan harinya, kami pun menemui Pak Rusdi di rumahnya. Pak Roni turut hadir dalam pertemuan itu.
Rencana apa yang setelah itu jadi kami lakukan?
Dokumentasi ini, mungkin bisa sedikit mengingatkan...
Dokumentasi ini, mungkin bisa sedikit mengingatkan...
Sebelum menjalankan rencana itu, kami sempat mendatangi beberapa tokoh desa. Termasuk pihak keluarga H. Takur.
Keluarga H. Takur yang kami datangi adalah Abah.
Di kampung Aruf, Abah adalah seorang pemuka agama yang ditokohkan. Beliau pun pernah menjadi majikan mbak Nia, sebelum -
Keluarga H. Takur yang kami datangi adalah Abah.
Di kampung Aruf, Abah adalah seorang pemuka agama yang ditokohkan. Beliau pun pernah menjadi majikan mbak Nia, sebelum -
- bekerja di rumah H. Takur.
Ada cerita menarik saat Aruf mendatangi kediaman Abah.
Awalnya, Aruf sowan dengan maksud silaturahmi hari raya. Dan akhirnya membahas terkait kasus yang terjadi di kampungnya. Saat Aruf menanyakan pendapat Abah terkait kasus itu, Abah tidak ingin-
Ada cerita menarik saat Aruf mendatangi kediaman Abah.
Awalnya, Aruf sowan dengan maksud silaturahmi hari raya. Dan akhirnya membahas terkait kasus yang terjadi di kampungnya. Saat Aruf menanyakan pendapat Abah terkait kasus itu, Abah tidak ingin-
- terlalu banyak berkomentar. Beliau hanya mengatakan, bahwa kasus itu sedang diproses pihak kepolisian.
Menurut Abah sendiri, penyebab kematian Mbak Nia juga belum jelas. Belum tentu suatu tindak pembunuhan. Karena pihak kepolisian pun saat itu belum menyatakan secara resmi.
Menurut Abah sendiri, penyebab kematian Mbak Nia juga belum jelas. Belum tentu suatu tindak pembunuhan. Karena pihak kepolisian pun saat itu belum menyatakan secara resmi.
Aruf sempat terheran mendengar penuturan Abah.
Hampir semua warga Kampung sudah meyakini bahwa kasus itu adalah kasus pembunuhan. Tapi kenapa Abah masih belum percaya?
Aruf pun jadi berfikir, "pantas saja orang-orang jadi menuduh pihak keluarga majikan mbak Nia-
Hampir semua warga Kampung sudah meyakini bahwa kasus itu adalah kasus pembunuhan. Tapi kenapa Abah masih belum percaya?
Aruf pun jadi berfikir, "pantas saja orang-orang jadi menuduh pihak keluarga majikan mbak Nia-
- ternyata pihak keluarga majikan sendiri memang terkesan menutup-nutupi perihal kasus itu".
Tapi, Aruf mencoba menghilangkan prasangka itu. Dengan sabar, ia menjelaskan pada Abah terkait hasil dari penyelidikaan pihak kepolisian.
Dan saat itu, Aruf menunjukkan salinan surat -
Tapi, Aruf mencoba menghilangkan prasangka itu. Dengan sabar, ia menjelaskan pada Abah terkait hasil dari penyelidikaan pihak kepolisian.
Dan saat itu, Aruf menunjukkan salinan surat -
- yang berisi hasil penyelidikan sementara pihak kepolisian, yang ia dapatkan dari Pak Roni. Aruf menunjukkan detail demi detail penjelasan yang tertera dalam salinan surat itu.
Dan sedikit menekankan pada sebuah kalimat yang menyatakan bahwa kasus itu merupakan kasus -
Dan sedikit menekankan pada sebuah kalimat yang menyatakan bahwa kasus itu merupakan kasus -
- dugaan pembunuhan.
Tak lupa, ia tunjukkan keterangan Hasil Visum dan Hasil Autopsi yang menjadi penjelasan yang cukup panjang dalam surat itu.
Abah seakan tak percaya. Ia baru melihat ada surat seperti itu yang telah dikeluarkan oleh pihak kepolisian.
Tak lupa, ia tunjukkan keterangan Hasil Visum dan Hasil Autopsi yang menjadi penjelasan yang cukup panjang dalam surat itu.
Abah seakan tak percaya. Ia baru melihat ada surat seperti itu yang telah dikeluarkan oleh pihak kepolisian.
Pada akhirnya, Abah pun ikut memberikan dukungan pada Kami.
Kami menyampaikan, akan mengadakan acara doa bersama yang dikhususkan untuk Almarhumah mbak Nia. Dan abah bersedia ikut serta dalam acara doa bersama itu.
Kami menyampaikan, akan mengadakan acara doa bersama yang dikhususkan untuk Almarhumah mbak Nia. Dan abah bersedia ikut serta dalam acara doa bersama itu.
Tak seperti yang disangkakan oleh kebanyakan orang. Kami benar-benar mempersiapkan setiap detail dari rencana itu dengan matang.
Dengan dibantu para pemuda di kampung Aruf yang sangat antusias, kami mempersiapkan acara doa bersama.
Saya dan Aruf pun bekerja sama dalam -
Dengan dibantu para pemuda di kampung Aruf yang sangat antusias, kami mempersiapkan acara doa bersama.
Saya dan Aruf pun bekerja sama dalam -
- mempersiapkan segala perijinan. Dari undangan, surat pemberitahuan ke pihak pemerintah Desa, pihak kepolisian dari polsek hingga polres, pihak koramil, bahkan surat pemberitahuan itu kami tembuskan hingga kantor sekretariat daerah. Dengan harapan, acara yang kami adakan -
- tertib secara administratif. Bukan sekedar acara amatir yang hanya terbawa emosi.
Susunan acara telah sesuai dengan rencana kami saat itu. Diawali dengan acara doa bersama pada malam hari, dan dilanjutkan dengan acara Demonstrasi Warga di pagi harinya.
Susunan acara telah sesuai dengan rencana kami saat itu. Diawali dengan acara doa bersama pada malam hari, dan dilanjutkan dengan acara Demonstrasi Warga di pagi harinya.
Dan benar saja. Aksi yang dilakukan oleh warga desa kami saat itu, berhasil menggugah pihak kepolisian untuk bekerja lebih maksimal dalam mengungkap kasus ini.
Aksi tersebut dimulai dari berkumpulnya peserta demo di depan kantor balai desa, dilanjutkan berjalan kaki menuju -
Aksi tersebut dimulai dari berkumpulnya peserta demo di depan kantor balai desa, dilanjutkan berjalan kaki menuju -
- aksi di depan kantor Polsek, dan terakhir di depan kantor polres.
Aksi tersebut pun gempar diberitakan di hampir semua surat kabar yang beredar di kota dan kabupaten.
Sebuah acara yang tidak pernah kami duga akan berjalan dengan lancar dan sukses.
Aksi tersebut pun gempar diberitakan di hampir semua surat kabar yang beredar di kota dan kabupaten.
Sebuah acara yang tidak pernah kami duga akan berjalan dengan lancar dan sukses.
Berkat kesuksesan acara itu, akhirnya pihak kepolisian kembali melanjutkan proses penyelidikan kasus itu. Tak hanya pihak kepolisian, pihak pemerintah Desa pun pada akhirnya melakukan rembug warga untuk membahas permasalahan ini.
Kami pun, ikut serta dalam rembug warga itu.
Kami pun, ikut serta dalam rembug warga itu.
Rembug warga itu diadakan di kantor balai desa. Pihak keluarga H. Takur, Keluarga Mbak Nia, pemuda desa, dan Tokoh-tokoh desa pun hadir dalam rembug saat itu.
Acara itu pun, kami manfaatkan untuk menyebarkan informasi terkait perkembangan kasus yang kami peroleh dari Pak Roni.
Acara itu pun, kami manfaatkan untuk menyebarkan informasi terkait perkembangan kasus yang kami peroleh dari Pak Roni.
Salinan surat keterangan hasil penyelidikan dari pihak Polda kami perbanyak dan bagikan dalam acara tersebut.
Acara rembug warga itu pun akhirnya memberikan penegasan pada warga bahwa kasus itu adalah kasus pembunuhan.
Surat keterangan dari pihak kepolisian yang kami bagikan
Acara rembug warga itu pun akhirnya memberikan penegasan pada warga bahwa kasus itu adalah kasus pembunuhan.
Surat keterangan dari pihak kepolisian yang kami bagikan
pada akhirnya mampu menepis kabar yang tidak tepat terkait kasus ini.
Sebelumnya, memang ada pihak yang mengabarkan bahwa meninggalnya mbak Nia disebabkan oleh kecelakaan kerja. Ada kabar tersetrum, diserang binatang buas, bahkan ada yang mengabarkan kalau mbak Nia terkena -
Sebelumnya, memang ada pihak yang mengabarkan bahwa meninggalnya mbak Nia disebabkan oleh kecelakaan kerja. Ada kabar tersetrum, diserang binatang buas, bahkan ada yang mengabarkan kalau mbak Nia terkena -
serangan jantung.
Tak peduli siapa yang pernah menyebarkan berita itu, yang pasti, pada akhirnya warga dapat diyakinkan bahwa kematian mbak Nia, adalah disebabkan oleh tindak pidana pembunuhan.
Tak peduli siapa yang pernah menyebarkan berita itu, yang pasti, pada akhirnya warga dapat diyakinkan bahwa kematian mbak Nia, adalah disebabkan oleh tindak pidana pembunuhan.
Real Story dari keterangan polda, silakan disimak.
Sumber dokumen didapatkan dari pak Roni.
Sumber dokumen didapatkan dari pak Roni.
Sesi terakhir ini saya ceritakan dengan sudut pandang diri sendiri. Belum selesai.
Setelah dua kejadian itu, aksi demo warga dan rembug desa, proses pencarian fakta yang saya lakukan bersama Aruf mulai berjalan.
Kami mendatangi beberapa saksi kejadian dan menggali keterangan-
Setelah dua kejadian itu, aksi demo warga dan rembug desa, proses pencarian fakta yang saya lakukan bersama Aruf mulai berjalan.
Kami mendatangi beberapa saksi kejadian dan menggali keterangan-
- dari mereka.
Disela proses investigasi kami, ada beberapa hal mistis yang terjadi. Di alami oleh Aruf dan Rohman, yang memang tinggal di sekitar kampung itu.
Disela proses investigasi kami, ada beberapa hal mistis yang terjadi. Di alami oleh Aruf dan Rohman, yang memang tinggal di sekitar kampung itu.
Malam itu, saya mendapat sebuah pesan dari Aruf.
"Bro, iki wes do ning lokasi. Cepet nusul".
Kami berencana mendatangi seorang saksi yang cukup penting, saksi yang menjadi salah satu orang pertama yang menemukan jasad mbak Nia di Garasi.
"Bro, iki wes do ning lokasi. Cepet nusul".
Kami berencana mendatangi seorang saksi yang cukup penting, saksi yang menjadi salah satu orang pertama yang menemukan jasad mbak Nia di Garasi.
Mendapat kabar bahwa Aruf dan beberapa orang yang lain sudah berkumpul, saya langsung menuju sebuah tempat disekitar kampungnya Aruf.
Sesampainya saya di lokasi, sudah ada disana Rohman yang sedang duduk sambil berinteraksi dengan beberapa orang yang belum terlalu saya kenal.
Sesampainya saya di lokasi, sudah ada disana Rohman yang sedang duduk sambil berinteraksi dengan beberapa orang yang belum terlalu saya kenal.
Setelah tau saya sudah tiba di lokasi, Aruf segera mengajak kami untuk menemui seseorang, yang saat itu cukup dikenal oleh Rohman karena pernah satu pabrik dengannya.
Orang yang akan kami temui adalah Ira. Yang diajak oleh H. Takur menutup mobil sebelum menemukan jasad mbak Nia.
Orang yang akan kami temui adalah Ira. Yang diajak oleh H. Takur menutup mobil sebelum menemukan jasad mbak Nia.
Ira, ternyata adalah salah satu adik kelas kami saat di madrasah (setingkat SD) dulu.
Setelah lulus sekolah, ia bekerja di pabrik yang lokasinya bebarengan dengan rumah H. Takur itu.
Setelah lulus sekolah, ia bekerja di pabrik yang lokasinya bebarengan dengan rumah H. Takur itu.
Dalam perbincangan dengan Ira, kami menemukan keterangan terkait kronologis kejadian penemuan jasad Mbak Nia, sesuai yang telah saya sampaikan di awal cerita ini.
Ira masih cukup trauma dengan kejadian itu. Ia tak bisa melupakan bagaimana keadaan jasad mbak Nia saat ditemukan
Ira masih cukup trauma dengan kejadian itu. Ia tak bisa melupakan bagaimana keadaan jasad mbak Nia saat ditemukan
Bayangannya masih terus terlintas dipikirannya. Selain itu, Ira juga bercerita bahwa semenjak kejadian itu, ia sering parno dengan keadaan tempatnya bekerja.
Menurut penuturan Ira, beberapa kali saat ia sedang bekerja, sering tercium bau aroma melati disekitar tempat kejadian
Menurut penuturan Ira, beberapa kali saat ia sedang bekerja, sering tercium bau aroma melati disekitar tempat kejadian
Tak hanya itu, terkadang ia merasakan ada angin lembut yang berhembus disekitarnya, seakan ada sosok yang mengawasinya saat bekerja ditempatnya, yang memang ruangannya berdekatan dan terhubung dengan area Garasi.
Sebenarnya, bukan hal mistis yang menjadi konsentrasi kami.
Sebenarnya, bukan hal mistis yang menjadi konsentrasi kami.
Yang ingin kami ketahui adalah keterangan Ira baik sebelum, saat kejadian, dan setelahnya.
Hal-hal apa saja yang terjadi di pabrik itu menurut kesaksian Ira.
Hal-hal apa saja yang terjadi di pabrik itu menurut kesaksian Ira.
Setelah cerita tentang kronologis kejadian penemuan jasad, Ira menceritakan sebuah kabar yang ia dengar terkait satu hari sebelum kejadian.
Namun, ia tak benar-benar tau kejadian sebenarnya.
"Nek sampean pingin ngerti ceritane, kui sing ngerti mbak Fia."
(Kalau kalian ingin-
Namun, ia tak benar-benar tau kejadian sebenarnya.
"Nek sampean pingin ngerti ceritane, kui sing ngerti mbak Fia."
(Kalau kalian ingin-
- tau bagaimana ceritanya, yang tau mbak Fia).
"Mbak Fia kui sopo, Ir?"
(Mbak Fia itu siapa, Ir?)
Tanya Aruf.
"Kae lho, sing nunggoni Toko ne mbak Gina"
(Itu lho, penjaga tokonya mbak Gina).
Dari keterangan yang diperoleh, mbak Gina istri H. Takur, punya usaha toko kerudung-
"Mbak Fia kui sopo, Ir?"
(Mbak Fia itu siapa, Ir?)
Tanya Aruf.
"Kae lho, sing nunggoni Toko ne mbak Gina"
(Itu lho, penjaga tokonya mbak Gina).
Dari keterangan yang diperoleh, mbak Gina istri H. Takur, punya usaha toko kerudung-
- yang dijual secara online, di rumahnya. Usaha toko kerudung itu, dibantu oleh salah seorang cewek yang bukan berasal dari desa kami. Namanya Mbak Fia.
Menurut Ira, mbak Fia adalah seseorang yang tau kejadian disekitar rumah & pabrik pada hari sebelum kejadian menghebohkan itu.
Menurut Ira, mbak Fia adalah seseorang yang tau kejadian disekitar rumah & pabrik pada hari sebelum kejadian menghebohkan itu.
Kami cukup penasaran dengan mbak Fia. Rumahnya yang bukan disekitar kampung, membuat kami cukup sulit menemukan lokasi rumahnya.
Belum juga menemukan lokasi rumah mbak Fia, Aruf dan Rohman berencana melakukan rencana lain.
Rohman bercerita bahwa ia pernah diajak oleh temannya mendalami ilmu spiritual ditempat seorang guru, di salah satu daerah di kabupaten. Dan beberapa hari sebelumnya, Rohman sempat-
Rohman bercerita bahwa ia pernah diajak oleh temannya mendalami ilmu spiritual ditempat seorang guru, di salah satu daerah di kabupaten. Dan beberapa hari sebelumnya, Rohman sempat-
- berkomunikasi dengan gurunya itu.
Mengetahui bahwa kasus yang menimpa salah satu kerabat Rohman belum juga terselesaikan, sang Guru menawarkan salah satu cara alternatif yang bisa ditempuh.
Rohman mengajak Aruf yang kemudian mengajak saya, untuk ikut menemui gurunya.
Mengetahui bahwa kasus yang menimpa salah satu kerabat Rohman belum juga terselesaikan, sang Guru menawarkan salah satu cara alternatif yang bisa ditempuh.
Rohman mengajak Aruf yang kemudian mengajak saya, untuk ikut menemui gurunya.
Sayangnya, saat itu saya tidak bisa ikut bersama mereka, karena suatu hal.
Saat Aruf dan Rohman pergi ke kediaman gurunya, saya sempat merasa kepikiran sekaligus penasaran dengan apa yang terjadi disana.
Tepat sebelum tengah malam, tiba-tiba saya merasa mengantuk dan tertidur-
Saat Aruf dan Rohman pergi ke kediaman gurunya, saya sempat merasa kepikiran sekaligus penasaran dengan apa yang terjadi disana.
Tepat sebelum tengah malam, tiba-tiba saya merasa mengantuk dan tertidur-
- digelaran lantai di ruang tamu rumah orang tua saya.
Belum berapa lama saya tertidur, tiba-tiba saya seakan terbangun dan berjumpa dengan Pak Roni.
Keadaannya saya masih berada di rumah saya, sampai saya tidak bisa membedakan apakah itu mimpi atau nyata.
Belum berapa lama saya tertidur, tiba-tiba saya seakan terbangun dan berjumpa dengan Pak Roni.
Keadaannya saya masih berada di rumah saya, sampai saya tidak bisa membedakan apakah itu mimpi atau nyata.
Pak Roni berbincang dengan saya cukup lama, mengeluhkan musibah yang menimpa keponakannya dan memikirkan bagaimana tindakan yang perlu dilakukan.
Ditengah pembicaraan, Pak Roni mengajak saya pergi ke suatu tempat.
Dengan motor butut, entah milik siapa, saya dan pak Roni pergi-
Ditengah pembicaraan, Pak Roni mengajak saya pergi ke suatu tempat.
Dengan motor butut, entah milik siapa, saya dan pak Roni pergi-
- meninggalkan rumah saya yang saat itu sepi, meski lampu disekitar rumah masih menyala, seakan lebih terang dari biasanya.
Saya tidak tau pasti kemana pak Roni mengajak saya pergi. Rasanya, perjalanan itu terasa begitu lama. Entah karena jarak tujuan yang jauh, atau karena -
Saya tidak tau pasti kemana pak Roni mengajak saya pergi. Rasanya, perjalanan itu terasa begitu lama. Entah karena jarak tujuan yang jauh, atau karena -
- kendaraan kami sudah tidak layak jalan.
Namun, ditengah perjalanan, tiba-tiba cuaca terlihat mendung, langit berubah menjadi gelap.
Saya agak menyadari, bahwa sebenarnya apa yang sedang saya alami saat itu adalah mimpi. Meskipun saya tidak terlalu memikirkannya.
Namun, ditengah perjalanan, tiba-tiba cuaca terlihat mendung, langit berubah menjadi gelap.
Saya agak menyadari, bahwa sebenarnya apa yang sedang saya alami saat itu adalah mimpi. Meskipun saya tidak terlalu memikirkannya.
Pasalnya, saat saya mulai terlelap, saya masih mengingat bahwa keadaannya malam hari. Namun diperjalanan, sebelum langit tiba-tiba berubah jadi gelap, saya dan pak Roni melalui jalanan dengan keadaan sudah siang hari, bahkan saking lamanya perjalanan saat itu, waktu yang kami -
- tempuh, hampir selama seharian penuh.
Melihat langit yang sudah tidak kondusif untuk meneruskan perjalanan, kami pun memutuskan untuk membatalkan pergi ke tempat tujuan.
Pak Roni merasa tidak enak, dikarenakan kami baru saja mengenal karena kasus ini, tapi beliau sudah -
Melihat langit yang sudah tidak kondusif untuk meneruskan perjalanan, kami pun memutuskan untuk membatalkan pergi ke tempat tujuan.
Pak Roni merasa tidak enak, dikarenakan kami baru saja mengenal karena kasus ini, tapi beliau sudah -
- melibatkan saya terlalu jauh, sampai merepotkan.
Dalam perjalanan pulang itulah, kami dihadang oleh badai. Badai yang seharusnya tak biasa terjadi di daerah sekitar kami.
Angin bergejolak, hingga menerbangkan debu dan tanah disekitarnya.
Anehnya, Pak Roni berani menerjang -
Dalam perjalanan pulang itulah, kami dihadang oleh badai. Badai yang seharusnya tak biasa terjadi di daerah sekitar kami.
Angin bergejolak, hingga menerbangkan debu dan tanah disekitarnya.
Anehnya, Pak Roni berani menerjang -
- badai itu. Seakan, ia merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan saya pulang ke rumah.
Saya sudah cukup khawatir dengan keadaan, ada rasa takut kami tersapu badai yang mengamuk sangat dahsyat itu. Tapi pak Roni terus menarik gas lebih kuat untuk mempercepat laju motor.
Saya sudah cukup khawatir dengan keadaan, ada rasa takut kami tersapu badai yang mengamuk sangat dahsyat itu. Tapi pak Roni terus menarik gas lebih kuat untuk mempercepat laju motor.
Dengan penuh perjuangan, akhirnya kami dapat selamat sampai di halaman rumah orang tua saya.
Saya masih merasa sangat syok, setelah berhasil menerjang badai saat perjalanan pulang.
Muka Pak Roni pun saya amati telah berubah memerah. Seakan ada perasaan yang campur aduk, sedang-
Saya masih merasa sangat syok, setelah berhasil menerjang badai saat perjalanan pulang.
Muka Pak Roni pun saya amati telah berubah memerah. Seakan ada perasaan yang campur aduk, sedang-
- beliau rasakan.
Beliau pun pamit pulang setelah merasa agak tenang.
Saya baru menyadari selama kejadian yang baru saja saya alami, saya tak berkata sepatah katapun.
Beliau pun pamit pulang setelah merasa agak tenang.
Saya baru menyadari selama kejadian yang baru saja saya alami, saya tak berkata sepatah katapun.
Setelah Pak Roni pamit pergi. Saya termenung, memikirkan apa sebenarnya yang baru saya alami bersama pak Roni.
Saya kembali terduduk di tempat yang sama seperti saat saya terlelap. Saya terus kepikiran, dan belum bisa mengalihkan pikiran dari kejadian itu.
Karena merasa lelah -
Saya kembali terduduk di tempat yang sama seperti saat saya terlelap. Saya terus kepikiran, dan belum bisa mengalihkan pikiran dari kejadian itu.
Karena merasa lelah -
- saya coba merebahkan diri.
Seketika itu pula, saya terbangun dan berusaha memperhatikan ruangan sekitar.
Ruangan itu, terasa tak seterang sebelumnya. Lampu ruangan sudah dimatikan, hanya cahaya dari luar ruangan yang terlihat masuk melalui celah jendela.
Seketika itu pula, saya terbangun dan berusaha memperhatikan ruangan sekitar.
Ruangan itu, terasa tak seterang sebelumnya. Lampu ruangan sudah dimatikan, hanya cahaya dari luar ruangan yang terlihat masuk melalui celah jendela.
Saat itu lah, saya baru menyadari bahwa kejadian yang saya alami hanyalah sebuah mimpi.
Mimpi yang aneh. Karena belum lama saya mengenal pak Roni, beliau sudah hadir dalam mimpi saya.
Saya mulai memikirkan, kenapa saya bisa bermimpi kejadian seperti itu?
Mimpi yang aneh. Karena belum lama saya mengenal pak Roni, beliau sudah hadir dalam mimpi saya.
Saya mulai memikirkan, kenapa saya bisa bermimpi kejadian seperti itu?
Mungkin kah, mimpi itu berkaitan dengan kasus yang terjadi di keluarga Pak Roni? Dan karena saya telah terlanjur ikut serta, apakah saya jadi terbawa dalam sebuah masalah yang tidak benar-benar saya pahami?
Setelah malam itu, Aruf menghubungi saya melalui sebuah pesan singkat. Dia berencana untuk meneruskan investigasi kami, mencari rumah Mbak Fia.
"Bro, ono kabar, Rohman wes oleh alamate mbak Fia"
(Bro, ada kabar, Rohman sudah mendapat alamat mbak Fia)
"Bro, ono kabar, Rohman wes oleh alamate mbak Fia"
(Bro, ada kabar, Rohman sudah mendapat alamat mbak Fia)
Mendapat kabar bahwa Aruf dan Rohman sudah mendapatkan alamat tempat tinggal mbak Fia, siang itu saya pun pergi menemui Aruf di bengkelnya.
Sebelum menanyakan perilhal alamat mbak Fia, saya menanyakan bagaimana hasil pertemuannya dengan Guru spiritualnya Rohman.
Sebelum menanyakan perilhal alamat mbak Fia, saya menanyakan bagaimana hasil pertemuannya dengan Guru spiritualnya Rohman.
Sambil mengerjakan pekerjaannya, Aruf mulai menceritakan apa yang ia alami di kediaman gurunya Rohman.
Ia bercerita, malam itu ia berangkat ke kediaman gurunya Rohman sekitar pukul 11 malam. Perjalanan menuju kediaman gurunya Rohman cukup menyeramkan.
Ia bercerita, malam itu ia berangkat ke kediaman gurunya Rohman sekitar pukul 11 malam. Perjalanan menuju kediaman gurunya Rohman cukup menyeramkan.
Pasalnya, ia harus melewati jalan penghubung antar desa yang kondisi kanan-kirinya beberapa kali masih berupa hutan atau perkebunan yang lebat, karena lokasi kediaman gurunya Rohman itu berada di sebuah desa yang bisa dikatakan cukup jauh dari wilayah kota.
Perjalanan saat itu terasa sangat dingin, tak seperti biasanya. Namun, waktu yang mereka butuhkan untuk sampai di desa itu seakan tidak terlalu lama, padahal jaraknya sendiri sangat jauh dari desa kami.
Sesampainya di rumah sang Guru, kedatangan mereka-
Sesampainya di rumah sang Guru, kedatangan mereka-
- ternyata sudah ditunggu.
Setelah berbincang sebentar, sang guru langsung mengajak Aruf dan Rohman untuk mulai melafadzkan doa. Saat itu, mereka duduk digelaran karpet yang tidak terlalu lebar, disekitar ruang tamu. Pencahayaan ruangan sendiri cukup terang, tidak terlalu redup
Setelah berbincang sebentar, sang guru langsung mengajak Aruf dan Rohman untuk mulai melafadzkan doa. Saat itu, mereka duduk digelaran karpet yang tidak terlalu lebar, disekitar ruang tamu. Pencahayaan ruangan sendiri cukup terang, tidak terlalu redup
Aruf yang baru datang ke tempat itu, dan belum terlalu mengerti doa-doa khusus yang harus dilafadzkan, disarankan untuk membaca surat-surat dan ayat Al-Quran yang ia hafal.
Selama beberapa saat, mereka melakukan amalan yang menurut Aruf masih wajar dilakukan, karena sesekali-
Selama beberapa saat, mereka melakukan amalan yang menurut Aruf masih wajar dilakukan, karena sesekali-
- Aruf mendengar lantunan doa yang ia pahami.
Sampai dipertengahan pelaksanaan amalan itu, Aruf mulai merasakan keadaan yang tidak biasa. Ada keanehan yang ia rasakan berasal dari luar rumah itu.
Aruf berusaha tak mempedulikan itu, dan terus melafadzkan surat Al-Ikhlas yang -
Sampai dipertengahan pelaksanaan amalan itu, Aruf mulai merasakan keadaan yang tidak biasa. Ada keanehan yang ia rasakan berasal dari luar rumah itu.
Aruf berusaha tak mempedulikan itu, dan terus melafadzkan surat Al-Ikhlas yang -
- menurutnya merupakan surat yang penuh dengan khasiat.
Sayangnya, keanehan itu bukannya hilang, justru dirasa lebih kuat. Pandangannya tak sengaja tertuju pada celah jendela ruangan itu.
Di luar ruangan, seakan terjadi badai, karena dari celah jendela itu aruf bisa melihat-
Sayangnya, keanehan itu bukannya hilang, justru dirasa lebih kuat. Pandangannya tak sengaja tertuju pada celah jendela ruangan itu.
Di luar ruangan, seakan terjadi badai, karena dari celah jendela itu aruf bisa melihat-
- pepohonan disekitar rumah itu mulai bergoyang seperti diterpa angin. Anehnya, menurut Aruf, badai itu seakan hanya menerpa pepohonan, sedangkan benda lain disekitarnya tak tersentuh sedikit pun. Mungkin karena Aruf tidak melihat secara utuh apa yang sebenarnya sedang terjadi -
- di luar rumah.
Seakan menyadari adanya keanehan itu, tiba-tiba sang guru beranjak dari tempatnya. Aruf mengatakan, bahwa saat itu sang guru menyuruh mereka untuk terus melafadzkan doa dan tidak beranjak dari tempat itu. Dan setelah menyampaikan pesan itu, -
Seakan menyadari adanya keanehan itu, tiba-tiba sang guru beranjak dari tempatnya. Aruf mengatakan, bahwa saat itu sang guru menyuruh mereka untuk terus melafadzkan doa dan tidak beranjak dari tempat itu. Dan setelah menyampaikan pesan itu, -
- sang guru pergi keluar ruangan. Aruf dan Rohman mulai merasa ngeri. Dengan rasa khawatir yang semakin berkecamuk, dan disertai rasa takut, mereka terus melafadzkan doa.
Tapi, ditengah situasi itu, Aruf masih sempat mencuri pandang ke celah jendela.
Tapi, ditengah situasi itu, Aruf masih sempat mencuri pandang ke celah jendela.
Di luar ruangan, badai itu seakan lebih kencang menerpa pepohonan. Yang mengherankan, meski diterpa badai yang sedahsyat itu tidak ada satu pohon pun yang tumbang.
Tiba-tiba, aruf terkejut, saat dari celah jendela yang ia perhatikan, ada sosok yang hanya bisa ia lihat matanya -
Tiba-tiba, aruf terkejut, saat dari celah jendela yang ia perhatikan, ada sosok yang hanya bisa ia lihat matanya -
- sosok itu berada di kejauhan, namun pandangannya seakan tertuju pada Aruf yang terus berusaha mencuri pandang ke celah jendela itu.
Aruf tak menceritakan apa yang terjadi setelah itu. Tapi, satu hal yang ia pastikan bahwa ia sempat pinsan dan terbangun setelah sang guru-
Aruf tak menceritakan apa yang terjadi setelah itu. Tapi, satu hal yang ia pastikan bahwa ia sempat pinsan dan terbangun setelah sang guru-
- masuk kembali ke dalam ruangan itu, serta keadaan di luar seperti sudah kembali normal.
Saya yang mendengarkan penuturan Aruf, ikut merasa ngeri dengan cerita pengalamannya itu. Karena saya jadi teringat dengan mimpi yang saya alami pada malam yang sama.
Saya yang mendengarkan penuturan Aruf, ikut merasa ngeri dengan cerita pengalamannya itu. Karena saya jadi teringat dengan mimpi yang saya alami pada malam yang sama.
Dalam mimpi saya pun ada badai yang juga terjadi cukup hebat. Saya jadi merasa ada kesamaan kejadian antara yang terjadi di kediaman gurunya Rohman dengan yang terjadi di mimpi saya, dan entah kenapa saya merasa kedua hal itu saling terkait.
Saya pun sempat memotong cerita aruf untuk memberitahu perihal mimpi yang saya alami.
Setelah itu, Aruf kembali melanjutkan, setelah saya menanyakan bagaimana cerita selanjutnya, setelah ia terbangun dari pingsannya.
Setelah itu, Aruf kembali melanjutkan, setelah saya menanyakan bagaimana cerita selanjutnya, setelah ia terbangun dari pingsannya.
Aruf mengatakan, bahwa setelah ia bangun dari pingsan, sang guru mulai menjelaskan pada Aruf dan Rohman apa yang sebenarnya terjadi di luar rumah itu.
Saat itu, menurut penjelasan sang guru, kediamannya telah dikepung oleh ribuan pasukan tak terlihat. Terdiri dari bermacam-
Saat itu, menurut penjelasan sang guru, kediamannya telah dikepung oleh ribuan pasukan tak terlihat. Terdiri dari bermacam-
- siluman dan makhluk ghaib, berusaha menyerang masuk kedalam rumah.
Apa yang terjadi pada malam hari itu, sang guru mengatakan bahwa beliau sebelumnya sempat berusaha memanggil arwah mbak Nia, tapi ada yang datang bersama arwah itu.
Tapi, hal itu ternyata berakibat tidak -
Apa yang terjadi pada malam hari itu, sang guru mengatakan bahwa beliau sebelumnya sempat berusaha memanggil arwah mbak Nia, tapi ada yang datang bersama arwah itu.
Tapi, hal itu ternyata berakibat tidak -
- baik.
Sosok yang hadir bersama Arwah Mbak Nia, ternyata datang kembali bersama ribuan pasukan, bahkan membawa salah satu pemimpinnya.
Sosok yang hadir bersama Arwah Mbak Nia, ternyata datang kembali bersama ribuan pasukan, bahkan membawa salah satu pemimpinnya.
Dan saat Aruf menceritakan hal itu, saya jadi teringat dengan cerita pak Roni, perihal Arwah yang dikawal, seperti keterangan yang didapat pihak keluarga mbak Nia dari paranormal yang pernah didatangi.
Penjelasan dari gurunya Rohman, seperti melengkapi cerita yang disampaikan oleh Pak Roni. Dan seakan mengungkapkan sosok apa yang telah memberikan pengawalan itu.
Setelah menyampaikan cerita itu, Aruf kembali mengingatkan perihal rencana untuk menemui mbak Fia.
Dan kami pun sepakat untuk mendatangi rumah mbak Fia, sehari setelah itu.
Dan kami pun sepakat untuk mendatangi rumah mbak Fia, sehari setelah itu.
Aruf menjemput saya ke rumah. Malam itu kami berencana mendatangi rumah mbak Fia.
Sebelumnya, Aruf meminta saya agar menunggu di rumah saja sampai dia menjemput. Dia agak keberatan kalau saya yang datang.
Saya agak penasaran, kenapa? Ada apa kok sampai dia tidak mengijinkan -
Sebelumnya, Aruf meminta saya agar menunggu di rumah saja sampai dia menjemput. Dia agak keberatan kalau saya yang datang.
Saya agak penasaran, kenapa? Ada apa kok sampai dia tidak mengijinkan -
- saya yang ke rumahnya.
Saat di perjalanan, saya menanyakan alasan kenapa saya diminta untuk tidak menjemputnya.
"Gerak gerik e dewe koyo wes diawasi."
(Gerak gerik kita seperti sudah diawasi).
Saat di perjalanan, saya menanyakan alasan kenapa saya diminta untuk tidak menjemputnya.
"Gerak gerik e dewe koyo wes diawasi."
(Gerak gerik kita seperti sudah diawasi).
Mendengar apa yang dikatakan Aruf, saya agak merasa heran dan penasaran.
Diawasi?
Siapa yang mengawasi? Dan kenapa di awasi?
Diawasi?
Siapa yang mengawasi? Dan kenapa di awasi?
Rasa penasaran itu coba saya abaikan.
Saya lebih penasaran dengan keterangan apa yang malam itu akan kami dapatkan dari mbak Fia.
Dari apa yang disampaikan oleh Ira, sosok mbak Fia ini mempunyai keterangan yang bisa dijadikan informasi terkait kejadian sebelum penemuan jasad-
Saya lebih penasaran dengan keterangan apa yang malam itu akan kami dapatkan dari mbak Fia.
Dari apa yang disampaikan oleh Ira, sosok mbak Fia ini mempunyai keterangan yang bisa dijadikan informasi terkait kejadian sebelum penemuan jasad-
- mbak Nia. Mungkin saja ada petunjuk tentang siapa yang berkemungkinan menjadi pelaku yang menghilangkan nyawanya.
Tak lama, kami hampir sampai di alamat yang kami dapatkan. Rumah mbak Fia.
Lokasi rumah mbak Fia, dikabarkan dekat dengan jalur perlintasan kreta api.
Tak lama, kami hampir sampai di alamat yang kami dapatkan. Rumah mbak Fia.
Lokasi rumah mbak Fia, dikabarkan dekat dengan jalur perlintasan kreta api.
Kami pun mencari rumahnya dengan petunjuk yang sudah kami dapatkan.
Karena tidak begitu mengetahui daerah yang kami tuju, kami sempat bertanya pada beberapa orang yang kami jumpai.
Dan sampai lah kami di kediaman mbak Fia.
Karena tidak begitu mengetahui daerah yang kami tuju, kami sempat bertanya pada beberapa orang yang kami jumpai.
Dan sampai lah kami di kediaman mbak Fia.
Benar saja, lokasinya memang tidak begitu jauh dari stasiun kota. Saat berada disana, beberapa kali saat ada kereta api yang melintas, suaranya terdengar cukup keras hingga kedalam ruang tamu tempat kami dipersilakan menunggu.
Orang tua mbak Fia yang pertama menyambut kami.
Orang tua mbak Fia yang pertama menyambut kami.
"Ono opo mas, sampean luru anakku?"
(Ada apa mas, kalian mencari anakku?)
Ayah mbak Fia, penasaran dan heran dengan kedatangan kami yang berniat ingin bertemu mbak Fia.
"Ngeten pak, kulo niki saking desa G*****."
(Begini pak, saya ini dari desa G*****)
(Ada apa mas, kalian mencari anakku?)
Ayah mbak Fia, penasaran dan heran dengan kedatangan kami yang berniat ingin bertemu mbak Fia.
"Ngeten pak, kulo niki saking desa G*****."
(Begini pak, saya ini dari desa G*****)
Mendengar Aruf menyebut nama desa kami, Ayah mbak Fia agak terkejut.
Seperti keluarganya sudah begitu antipati dengan orang yang berasal dari desa kami.
Terlebih, saat kami mengatakan maksud dan tujuan kami datang, Ayah mbak Fia sampai tergugup merespon kami.
Seperti keluarganya sudah begitu antipati dengan orang yang berasal dari desa kami.
Terlebih, saat kami mengatakan maksud dan tujuan kami datang, Ayah mbak Fia sampai tergugup merespon kami.
"Aku kui wes ngeroso sungkan, nek ono wong nggon sampean moro mrene ketemu anakku."
(Aku sudah tidak suka, kalau ada orang dari desamu datang kesini bertemu anakku.)
"Kenopo? Yo soale anakku koyo disangkut pautke karo kejadian sing ono ning kono".
(Aku sudah tidak suka, kalau ada orang dari desamu datang kesini bertemu anakku.)
"Kenopo? Yo soale anakku koyo disangkut pautke karo kejadian sing ono ning kono".
(Kenapa? Ya karena anakku seakan disangkut pautkan dengan kejadian disana)
"Anakku, kui rak ngerti opo-opo, tapi kok sampe ono sing nuduh anakku mateni wong, malah sampe difitnah".
(Anakku itu tak tau apa-apa, tapi sampai ada yang menuduh membunuh orang, bahkan difitnah).
"Anakku, kui rak ngerti opo-opo, tapi kok sampe ono sing nuduh anakku mateni wong, malah sampe difitnah".
(Anakku itu tak tau apa-apa, tapi sampai ada yang menuduh membunuh orang, bahkan difitnah).
"Aku nganti gemes, nek krungu omongane wong nggon sampean, sing nuduh anakku saingan karo sing dipateni, opo meneh saingane masalah seneng karo majikane"
(Saya sampe gemas, kalau dengar perkataan orang ditempatmu, yang nuduh anakku saingan dengan yang dibunuh, -
(Saya sampe gemas, kalau dengar perkataan orang ditempatmu, yang nuduh anakku saingan dengan yang dibunuh, -
- apa lagi saingannya masalah suka dengan majikannya).
Saya agak tertegun mendengar apa yang dikatakan Ayah mbak Fia.
Saya jadi bertanya-tanya, siapa yang mengatakan hal yang disampaikan oleh ayah mbak Fia itu?
Saya agak tertegun mendengar apa yang dikatakan Ayah mbak Fia.
Saya jadi bertanya-tanya, siapa yang mengatakan hal yang disampaikan oleh ayah mbak Fia itu?
Benar kah ada persaingan antara mbak Fia dengan Mbak Nia? Atau hal itu hanya sekedar rumor yang ikut beredar di kampung setelah kejadian itu?
Tak ingin terbawa prasangka, Aruf pun akhirnya mengutarakan maksud kedatangan kami yang sebenarnya.
Tak ingin terbawa prasangka, Aruf pun akhirnya mengutarakan maksud kedatangan kami yang sebenarnya.
"Anakku kui wes meh nikah mas. Dadi ora mungkin anakku saingan karo mbak kae"
(Anakku itu sudah hampir menikah mas. Jadi tak mungkin sampai bersaing dengan mbak itu)
Sekali lagi ayah mbak Fia menyela Aruf yang belum selesai menjelaskan.
(Anakku itu sudah hampir menikah mas. Jadi tak mungkin sampai bersaing dengan mbak itu)
Sekali lagi ayah mbak Fia menyela Aruf yang belum selesai menjelaskan.
"Mulone niku pak, kulo mriki niku badhe ngertos saking mbak Fia, cerito sing sebenere kui pripun."
(Makanya pak, saya kesini itu ingin tau dari mbak Fia, cerita yang sebenarnya bagaimana.)
Dari dalam, muncul seorang perempuan yang bisa dikatakan masih muda. Sepertinya seusia -
(Makanya pak, saya kesini itu ingin tau dari mbak Fia, cerita yang sebenarnya bagaimana.)
Dari dalam, muncul seorang perempuan yang bisa dikatakan masih muda. Sepertinya seusia -
- dengan Ira. Perempuan itu bergabung bersama kami, duduk di ruang tamu.
Baru lah kami tau, bahwa yang dimaksud sebagai mbak Fia adalah perempuan itu.
Kalau diperhatikan dari sosoknya, rasanya tidak mungkin apa yang sempat disampaikan oleh Ayahnya. Bahwa ada persaingan -
Baru lah kami tau, bahwa yang dimaksud sebagai mbak Fia adalah perempuan itu.
Kalau diperhatikan dari sosoknya, rasanya tidak mungkin apa yang sempat disampaikan oleh Ayahnya. Bahwa ada persaingan -
- antara dia dan mbak Nia dalam memperebutkan majikan mereka.
Pasalnya, mbak Nia adalah seorang wanita yang sudah berumur, pun majikan mereka pun orang yang sudah tidak muda lagi, sedangkan mbak Fia ini, masih seorang gadis yang mungkin belum lama lulus sekolah.
Pasalnya, mbak Nia adalah seorang wanita yang sudah berumur, pun majikan mereka pun orang yang sudah tidak muda lagi, sedangkan mbak Fia ini, masih seorang gadis yang mungkin belum lama lulus sekolah.
Kami coba mengabaikan hal itu. Keterangan langsung dari mbak Fia, adalah yang kami tunggu dan harapkan.
Dengan kondisi ruangan yang cukup berisik saat terdengar suara kereta api melintas, mbak Fia menjelaskan hal-hal yang diketahuinya.
Dengan kondisi ruangan yang cukup berisik saat terdengar suara kereta api melintas, mbak Fia menjelaskan hal-hal yang diketahuinya.
Mbak Fia mengatakan, bahwa ia tak begitu tau perihal kejadian penemuan jasad mbak Nia di Garasi Pabrik. Karena saat itu, Mbak Fia belum tiba di lokasi kejadian. Jarak rumahnya, memang cukup jauh dengan desa kami. Dan saat kejadian itu terjadi pun, belum masuk jam kerjanya.
Justru ia mengetahui bahwa mbak Nia ditemukan meninggal, saat ia melihat keramaian di depan rumah majikannya dan beberapa orang saling berkata "ono pembunuhan".
Tak banyak keterangan baru dari mbak Fia terkait kejadian itu. Jadi, kami pun menanyakan perihal bagaimana kondisi dan keadaan rumah majikannya sehari sebelum kejadian. Tak lupa, kami pun menanyakan kapan terakhir kali mbak Fia melihat Mbak Nia di rumah itu.
Mbak Fia menceritakan, bahwa hari itu, seperti biasa ia berangkat dari rumah pagi hari. Tiba di tempat kerjanya, ia langsung memulai aktifitas.
Saat itu, bos nya sedang sibuk mempersiapkan acara lamaran di rumah kerabatnya, yang masih berada satu kampung.
Saat itu, bos nya sedang sibuk mempersiapkan acara lamaran di rumah kerabatnya, yang masih berada satu kampung.
Hari itu, bisa dikatakan mbak Fia tidak banyak berinteraksi dengan bos nya, istri H. Takur.
Menurut mbak Fia, mbak Nia memang di hari itu pun jarang berada di rumah, karena ikut membantu persiapan acara lamaran.
Menurut mbak Fia, mbak Nia memang di hari itu pun jarang berada di rumah, karena ikut membantu persiapan acara lamaran.
Mbak Nia hanya berada di rumah itu pagi hari, saat menjemur pakaian dan bersih-bersih. Lalu pergi ke rumah tetangga yang ada acara lamaran, dan kembali ke rumah itu setelah pulang menjemput anaknya.
Mbak Nia sempat berinteraksi dengan mbak Fia saat mbak Nia menemaninya di ruang tamu, tempat kerjanya.
Saat itu, mbak Nia sambil melipat baju yang sepertinya belum sempat dilipat dari hari sebelumnya.
Bahkan, saat itu mbak Nia sempat curhat tentang repotnya dia hari itu.
Saat itu, mbak Nia sambil melipat baju yang sepertinya belum sempat dilipat dari hari sebelumnya.
Bahkan, saat itu mbak Nia sempat curhat tentang repotnya dia hari itu.
Menurut mbak Fia, terakhir kali mbak Nia ada di rumah itu adalah sore hari. Saat majikannya pulang dari acara lamaran.
Mbak Nia sempat terlihat membantu membuka garasi saat majikannya hendak memasukkan mobil.
Setelah itu mbak Nia tak terlihat lagi.
Mbak Nia sempat terlihat membantu membuka garasi saat majikannya hendak memasukkan mobil.
Setelah itu mbak Nia tak terlihat lagi.
Lalu, mbak Fia mengatakan, pada hari itu juga dua kali ada orang yang bertamu ke rumah majikannya.
Menurut pernyataan mbak Fia, tamu pertama mengaku sebagai gurunya H. Takur datang hendak bersilaturahmi. Mbak Fia bahkan sempat mengamati tamu itu menelpon majikannya.
Menurut pernyataan mbak Fia, tamu pertama mengaku sebagai gurunya H. Takur datang hendak bersilaturahmi. Mbak Fia bahkan sempat mengamati tamu itu menelpon majikannya.
Setelah menelpon H. Takur, gurunya itu pun berpamitan.
Tamu kedua, mbak Fia tidak begitu ingat dengan orangnya. Mbak Fia mengatakan bahwa tamu kedua itu mencari "Pak Kaji".
Mbak Fia sempat heran, pak kaji siapa yang dimaksud orang itu.
Tamu kedua, mbak Fia tidak begitu ingat dengan orangnya. Mbak Fia mengatakan bahwa tamu kedua itu mencari "Pak Kaji".
Mbak Fia sempat heran, pak kaji siapa yang dimaksud orang itu.
Menurut cerita mbak Fia, mungkin pak kaji yang dimaksud bukan H. Takur. Karena kata orang yang berada disana, sebelum ditempati oleh H. Takur dan keluarganya, rumah itu pernah ditempati oleh kakak mbak Gina, yang sering disebut "Abah".
Hal itu dibenarkan oleh Aruf.
Hal itu dibenarkan oleh Aruf.
Kemungkinan, orang yang dimaksud sebagai "pak kaji" oleh tamu kedua itu adalah "Abah". Karena menurut mbak Fia, orang itu tidak menjawab saat ditanya.
Orang itu langsung berpamitan, bahkan sebelum mengatakan maksud dan tujuannya mencari "Pak Kaji" di rumah itu.
Orang itu langsung berpamitan, bahkan sebelum mengatakan maksud dan tujuannya mencari "Pak Kaji" di rumah itu.
Kata mbak Fia, sebelum pergi dari rumah itu, salah seorang yang datang bersama tamu itu sempat menunjuk sesuatu yang berada di dalam rumah.
"Owalah kae. Wes njo tinggal lungo, kajine ora ono kok".
(Oh itu. Sudahlah, ayok pergi, pak Kaji nya tidak ada kok).
"Owalah kae. Wes njo tinggal lungo, kajine ora ono kok".
(Oh itu. Sudahlah, ayok pergi, pak Kaji nya tidak ada kok).
Mbak Fia sempat bingung dan bertanya-tanya, tamu kedua itu terkesan bertingkah aneh. Tapi mbak Fia sendiri tidak sempat curiga dengan kedua orang itu, karena saat itu kebetulan toko majikannya sedang ramai pembeli.
Dan satu hal lagi yang disampaikan oleh mbak Fia.
Sore hari sebelum ia pulang, ia sempat mempertanyakan keberadaan mbak Nia.
Pasalnya, beberapa pekerjaan mbak Nia banyak yang belum dikerjakan.
Anak majikan belum dimandikan, jemuran baru juga belum diangkat.
Sore hari sebelum ia pulang, ia sempat mempertanyakan keberadaan mbak Nia.
Pasalnya, beberapa pekerjaan mbak Nia banyak yang belum dikerjakan.
Anak majikan belum dimandikan, jemuran baru juga belum diangkat.
Mbak Fia terpaksa mengambil alih tugas mbak Nia untuk memandikan anak bos nya.
Selesai menandikan anak bos nya itu, mbak Fia sempat bertemu dengan H. Takur, yang mempertanyakan kenapa mbak Fia yang memandikan anaknya.
Mbak Fia sedikit menggerutu menyalahkan mbak Nia -
Selesai menandikan anak bos nya itu, mbak Fia sempat bertemu dengan H. Takur, yang mempertanyakan kenapa mbak Fia yang memandikan anaknya.
Mbak Fia sedikit menggerutu menyalahkan mbak Nia -
Saat menjawab pertanyaan H. Takur.
Sebelum pulang, mbak Fia mengatakan sempat mandi di rumah itu. Sehabis mandi pun ia masih sempat menerka-nerka keberadaan mbak Nia, sampai akhirnya mbak Fia memutuskan untuk pulang, karena sudah terlalu sore.
Sebelum pulang, mbak Fia mengatakan sempat mandi di rumah itu. Sehabis mandi pun ia masih sempat menerka-nerka keberadaan mbak Nia, sampai akhirnya mbak Fia memutuskan untuk pulang, karena sudah terlalu sore.
Berdasarkan cerita mbak Fia, orang terakhir yang ia tau berada di rumah itu, adalah H. Takur dan anaknya yang masih kecil.
Saya dan Aruf sempat mencurigai H. Takur, setelah mendapatkan keterangan dari mbak Fia. Banyak alasan, kenapa kecurigaan itu mengarah pada orang itu.
Saya dan Aruf sempat mencurigai H. Takur, setelah mendapatkan keterangan dari mbak Fia. Banyak alasan, kenapa kecurigaan itu mengarah pada orang itu.
Sebelum kami mengakhiri ceritanya, mbak Fia memberikan sebuah informasi terkait orang yang berkemungkinan tau perihal kematian mbak Nia.
Selama beberapa hari setelah kejadian itu, dia sering mendengar orang yang membahas tentang seseorang bernama "mas Man".
Selama beberapa hari setelah kejadian itu, dia sering mendengar orang yang membahas tentang seseorang bernama "mas Man".
Selain mbak Fia, orang yang juga menjadi pembicaraan disekitar rumah bos nya adalah "mas Man".
Pasalnya, semenjak kejadian itu, mas Man tidak pernah terlihat lagi di kampung itu.
Aruf pun sempat teringat, bahwa ada nama yang ikut disebut dalam keterangan hasil penyelidikan-
Pasalnya, semenjak kejadian itu, mas Man tidak pernah terlihat lagi di kampung itu.
Aruf pun sempat teringat, bahwa ada nama yang ikut disebut dalam keterangan hasil penyelidikan-
- dari polda. Nama itu tidak tercantum sebagai saksi, tapi disebut dalam keterangan yang disampaikan oleh H. Takur.
"Ono sing ngomong, bengine kui mas Man ning ngomah kono. Jarene si, kon nunggoni anake mbak Gina."
(Ada yang bilang, malam itu mas Man di rumah itu. -
"Ono sing ngomong, bengine kui mas Man ning ngomah kono. Jarene si, kon nunggoni anake mbak Gina."
(Ada yang bilang, malam itu mas Man di rumah itu. -
- katanya sih, disuruh menemani anak mbak gina).
"Nek jareku, malah cok'e wong kui sing mateni. Lha wong bar kejadian wong e ngilang kok".
(Menurutku, mungkin orang itu pembunuhnya. Soalnya setelah kejadian orang itu menghilang).
"Nek jareku, malah cok'e wong kui sing mateni. Lha wong bar kejadian wong e ngilang kok".
(Menurutku, mungkin orang itu pembunuhnya. Soalnya setelah kejadian orang itu menghilang).
Keterangan terakhir yang disampaikan oleh mbak Fia, seakan menjadi informasi penting, yang memberikan petunjuk terkait misteri itu.
Tapi, benar kah pelakunya adalah mas Man?
Tapi, benar kah pelakunya adalah mas Man?
Terkait pelaku pembunuhan mbak Nia, saya kembali teringat dengan apa yang disampaikan arwah mbak Nia saat mediasi.
Samar-samar teringat bahwa pelaku pembunuhan itu ada dua orang.
Jika memang terlibat, mas Man mungkin adalah salah satu dari kedua pelaku itu.
Samar-samar teringat bahwa pelaku pembunuhan itu ada dua orang.
Jika memang terlibat, mas Man mungkin adalah salah satu dari kedua pelaku itu.
Setelah mendapat keterangan dari Ira dan Mbak Fia, saya dan Aruf menghubungi Rohman dan mengajaknya menemui pak Roni.
Ada banyak hal yang perlu dibahas setelah kami mendapatkan keterangan beberapa orang.
Ada banyak hal yang perlu dibahas setelah kami mendapatkan keterangan beberapa orang.
Kami menceritakan setiap keterangan yang kami dapatkan dan Pak Roni cukup serius mendengarkan.
Sesekali beliau memberikan tanggapan, dan membenarkan keterangan yang kami dapatkan.
Ternyata bukan hanya kami yang melakukan investigasi. Pak Roni pun ternyata sudah pernah -
Sesekali beliau memberikan tanggapan, dan membenarkan keterangan yang kami dapatkan.
Ternyata bukan hanya kami yang melakukan investigasi. Pak Roni pun ternyata sudah pernah -
- melakukan hal yang sama.
Setiap kami mendapat informasi dari orang-orang yang kami datangi, kami selalu membahasnya dengan Pak Roni.
Dan dugaan kami pun bisa dikatakan hampir sama.
Setiap kami mendapat informasi dari orang-orang yang kami datangi, kami selalu membahasnya dengan Pak Roni.
Dan dugaan kami pun bisa dikatakan hampir sama.
Keterangan terakhir yang kami dapatkan, adalah keterangan dari mas Man.
Kami berhasil mencari dan mengetahui tempat tinggal mas Man.
Aruf lah yang pertama kali mendatangi mas Man bersama seseorang yang mengenalnya.
Kami berhasil mencari dan mengetahui tempat tinggal mas Man.
Aruf lah yang pertama kali mendatangi mas Man bersama seseorang yang mengenalnya.
Awalnya, aruf menceritakan pada saya tentang latar belakang mas Man.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Aruf, mas Man adalah seseorang yang bekerja atau mengabdi di rumah Abah, kakak mbak Gina.
Kesehariannya adalah bantu-bantu di rumah abah.
Mas Man sendiri bukan warga desa-
Berdasarkan informasi yang didapatkan Aruf, mas Man adalah seseorang yang bekerja atau mengabdi di rumah Abah, kakak mbak Gina.
Kesehariannya adalah bantu-bantu di rumah abah.
Mas Man sendiri bukan warga desa-
- kami. Dia berada di desa kami untuk mengabdi dan berguru dengan Abah, yang memang seorang Tokoh Agama di desa kami.
Sebelum kejadian itu, mas Man memang sering berada di rumah Abah, tak jarang sampai menginap disana.
Ia pun sempat ikut mengurus tempat ngaji yang dibina Abah.
Sebelum kejadian itu, mas Man memang sering berada di rumah Abah, tak jarang sampai menginap disana.
Ia pun sempat ikut mengurus tempat ngaji yang dibina Abah.
Bahkan, setiap ada kegiatan mengaji atau tahlilan di mushola kampung itu, mas Man juga sering ikut.
Namun, semenjak kejadian penemuan jasad mbak Nia, sosok mas Man tak pernah lagi terlihat di kampung itu.
Namun, semenjak kejadian penemuan jasad mbak Nia, sosok mas Man tak pernah lagi terlihat di kampung itu.
Aruf kembali menceritakan saat ia mendatangi mas Man bersama dengan temannya yang mengetahui rumah mas Man.
Sama seperti saat kami mendatangi mbak Fia, mas Man pun mengatakan bahwa bukan dia pelaku pembunuhan itu.
Sama seperti saat kami mendatangi mbak Fia, mas Man pun mengatakan bahwa bukan dia pelaku pembunuhan itu.
Aruf pun menceritakan alasan kenapa mas Man tidak lagi terlihat di kampungnya. Salah satu alasannya adalah karena tempat ngajinya Abah sudah mulai sepi.
Selain itu, juga dikarenakan mas Man sudah punya kesibukan sebagai tukang bangunan.
Selain itu, juga dikarenakan mas Man sudah punya kesibukan sebagai tukang bangunan.
Tapi, saat ditanya oleh Aruf tentang peristiwa penemuan jasad mbak Nia, mas Man tidak banyak bercerita.
Dia hanya mengatakan tidak tau menau, bukan dia pelakunya, dan menjelaskan alasannya tidak lagi di kampung itu.
Tak puas hanya mendengar cerita dari Aruf, saya mengajaknya -
Dia hanya mengatakan tidak tau menau, bukan dia pelakunya, dan menjelaskan alasannya tidak lagi di kampung itu.
Tak puas hanya mendengar cerita dari Aruf, saya mengajaknya -
- untuk kembali mendatangi mas Man.
Kedatangan kami yang pertama, kami tidak berjumpa dengan mas Man. Yang kami temui adalah ibunya, yang sudah lanjut usia. Menurut ibunya, saat itu mas Man sedang pergi. Dan akhirnya kami pulang tanpa bertemu mas Man.
Kedatangan kami yang pertama, kami tidak berjumpa dengan mas Man. Yang kami temui adalah ibunya, yang sudah lanjut usia. Menurut ibunya, saat itu mas Man sedang pergi. Dan akhirnya kami pulang tanpa bertemu mas Man.
Kali kedua, saya mengajak Tyo untuk menemui mas Man. Tyo sendiri penasaran dengan sosok mas Man, dan keterangan seperti apa yang akan didapatkan dari mas Man.
Saya yang sudah sempat kesana bersama Aruf, cukup ingat dengan arah menuju rumah mas Man.
Saya yang sudah sempat kesana bersama Aruf, cukup ingat dengan arah menuju rumah mas Man.
Rumah mas Man berada di sebuah desa yang cukup jauh dari desa kami. Desa itu, masih berada di wilayah kota P.
Lokasi rumahnya sendiri harus masuk ke dalam sebuah gang perkampungan, cukup jauh dari jalan raya utama.
Malam itu kami sampai di rumah mas Man-
Lokasi rumahnya sendiri harus masuk ke dalam sebuah gang perkampungan, cukup jauh dari jalan raya utama.
Malam itu kami sampai di rumah mas Man-
- yang dalam keadaan sepi. Tak ada pencahayaan di depan area rumah. Cukup aneh, mengingat di beberapa rumah disekitarnya punya lampu yang dipasang untuk menerangi area luar rumah. Rumah itu seakan berbeda dengan yang lain.
Dinding rumahnya masih menggunakan papan kayu-
Dinding rumahnya masih menggunakan papan kayu-
- sehingga cahaya redup dari dalam rumahnya sedikit terlihat melalui celah-celah kecil di dindingnya.
Kondisi yang mengesankan bahwa orang yang menempati rumah itu adalah benar-benar orang yang sangat kesulitan ekonominya.
Saya yang pertama mengetuk pintu rumah.
Kondisi yang mengesankan bahwa orang yang menempati rumah itu adalah benar-benar orang yang sangat kesulitan ekonominya.
Saya yang pertama mengetuk pintu rumah.
Dari dalam rumah itu kembali yang terdengar adalah suara orang tua. Ibu mas Man yang sudah lanjut usia itu, sedikit berteriak dari dalam rumah dengan suaranya yang sudah serak.
Ada orang lain juga yang menjawab salam kami, dan akhirnya membukakan pintu.
Ada orang lain juga yang menjawab salam kami, dan akhirnya membukakan pintu.
Ternyata orang itu adalah kakak mas Man. Saat kami mengatakan ingin bertemu mas man, orang itu mempersilakan kami masuk.
Kondisi rumah mas Man benar-benar sangat memprihatinkan, tak hanya berdinding papan kayu, lantai rumahnya pun masih berupa tanah, yang dibagian tertentu-
Kondisi rumah mas Man benar-benar sangat memprihatinkan, tak hanya berdinding papan kayu, lantai rumahnya pun masih berupa tanah, yang dibagian tertentu-
- hanya diplester agar bisa dipakai lebih nyaman. Kakak mas Man, sempat menanyakan maksud kami yang ingin bertemu mas man.
Dan benar saja, respon orang itu saat kami mengatakan dari desa G*****, cukup tertegun. Seakan desa kami sudah dianggap tabu.
Dan benar saja, respon orang itu saat kami mengatakan dari desa G*****, cukup tertegun. Seakan desa kami sudah dianggap tabu.
Mas Man sendiri dikatakan belum pulang, biasanya sejak waktu maghrib hingga selepas isya, mas Man berada di masjid sekitar rumahnya.
Kami pun dipersilakan menunggu sampai mas Man pulang.
Kami pun dipersilakan menunggu sampai mas Man pulang.
Tak berapa lama, sosok yang kami duga sebagai mas Man, terlihat dari kejauhan. Dengan berpakaian putih, dan peci yang juga putih, serasi dengan pakaiannya, berjalan menuju rumah itu.
Penampilannya, benar-benar seperti seorang santri pondok, tapi untuk orangnya sendiri -
Penampilannya, benar-benar seperti seorang santri pondok, tapi untuk orangnya sendiri -
- memang lebih terlihat seperti seorang tukang, dengan kulit yang sudah berkeriput, namun cukup bersih.
Mas Man sempat terheran melihat kami yang sedang duduk menunggu di depan rumahnya.
Mas Man sempat terheran melihat kami yang sedang duduk menunggu di depan rumahnya.
Setelah memperkenalkan diri dan mengatakan maksud kedatangan kami, akhirnya perbincangan itu pun dimulai.
Mas man mulai bercerita dari latar belakang ia bisa sampai di desa kami. Dan memang apa yang dia katakan sama seperti apa yang dikatakan Aruf.
Mas man mulai bercerita dari latar belakang ia bisa sampai di desa kami. Dan memang apa yang dia katakan sama seperti apa yang dikatakan Aruf.
Lalu, dia pun menceritakan beberapa kejadian yang terjadi sehari sebelum penemuan jasad mbak Nia.
Mas Man menuturkan bahwa ia memang sempat bersama mbak Nia saat membantu persiapan acara lamaran. Bahkan mas Man sendiri beberapa kali menemani mbak Nia mengantar jajan dari rumah-
Mas Man menuturkan bahwa ia memang sempat bersama mbak Nia saat membantu persiapan acara lamaran. Bahkan mas Man sendiri beberapa kali menemani mbak Nia mengantar jajan dari rumah-
- Abah, ketempat kerabatnya yang punya hajatan itu.
Katanya, tidak ada yang aneh saat itu.
Keterangan yang bagi kami cukup penting adalah tentang kejadian di malam sebelum penemuan jasad mbak Nia.
Sesuai dengan kabar yang beredar disekitar kampung, yang juga disampaikan mbak Fia
Katanya, tidak ada yang aneh saat itu.
Keterangan yang bagi kami cukup penting adalah tentang kejadian di malam sebelum penemuan jasad mbak Nia.
Sesuai dengan kabar yang beredar disekitar kampung, yang juga disampaikan mbak Fia
- mas Man, memang diminta oleh istri abah untuk menggantikan H. Takur menemani putrinya yang berada sendirian di rumah. Dikarenakan H. Takur saat itu harus menghadiri acara tahlilan di rumah tetangganya.
Mas Man yang sebenarnya sudah pulang rumahnya, akhirnya bersedia kembali
Mas Man yang sebenarnya sudah pulang rumahnya, akhirnya bersedia kembali
- ke rumah Abah, dan kemudian berjalan menuju rumah H. Takur.
Malam itu, mas Man tak merasa curiga sedikit pun. Tak ada perasaan aneh yang menandakan akan terjadi sesuatu yang menghebohkan ditempat itu.
Menurut penuturannya, malam itu disekitar rumah H. Takur sepi-
Malam itu, mas Man tak merasa curiga sedikit pun. Tak ada perasaan aneh yang menandakan akan terjadi sesuatu yang menghebohkan ditempat itu.
Menurut penuturannya, malam itu disekitar rumah H. Takur sepi-
- bahkan tak ada tetangga sekitar yang berada diluar rumah.
Saat sampai di depan rumah H. Takur, mas Man melihat pintu rumah yang sudah sedikit terbuka.
Karena sudah terbiasa di rumah itu, mas Man pun langsung masuk kedalam rumah, dan menemui H. Takur yang sedang rebahan -
Saat sampai di depan rumah H. Takur, mas Man melihat pintu rumah yang sudah sedikit terbuka.
Karena sudah terbiasa di rumah itu, mas Man pun langsung masuk kedalam rumah, dan menemui H. Takur yang sedang rebahan -
- diatas sofa. Dan anaknya terlihat sedang tidur di kasur, depan Tv.
Mengetahui mas Man sudah datang, H. Takur pun segera bersiap untuk berangkat ke acara tahlilan.
Setelah mandi dan berganti pakaian, H. Takur pun pamit pada mas Man, dan menitipkan anak dan rumahnya.
Mengetahui mas Man sudah datang, H. Takur pun segera bersiap untuk berangkat ke acara tahlilan.
Setelah mandi dan berganti pakaian, H. Takur pun pamit pada mas Man, dan menitipkan anak dan rumahnya.
Mas Man yang merasa sangat lelah, akhirnya memutuskan untuk tidur diatas sofa.
Saat H. Takur kembali, mas Man masih terlelap, sampai dibangunkan, dan ditawari untuk makan sebelum pulang ke rumahnya.
Saat H. Takur kembali, mas Man masih terlelap, sampai dibangunkan, dan ditawari untuk makan sebelum pulang ke rumahnya.
Kabar mengenai menginggalnya mbak Nia diketahui keesokan harinya.
Tapi, mas Man tidak terlalu banyak menceritakan alasan kenapa dia tidak lagi datang ke desa kami lagi.
Ia hanya mengatakan sudah punya kesibukan, dan tidak punya waktu lagi untuk kesana.
Kami pun menanyakan -
Tapi, mas Man tidak terlalu banyak menceritakan alasan kenapa dia tidak lagi datang ke desa kami lagi.
Ia hanya mengatakan sudah punya kesibukan, dan tidak punya waktu lagi untuk kesana.
Kami pun menanyakan -
- apakah ia pernah dipanggil dan datang memberikan kesaksian pada pihak kepolisian terkait kejadian penemuan jasad mbak Nia.
Dan mas Man mengiyakan, ia mengaku sempat diberi surat panggilan dan dimintai keterangan pada pihak kepolisian.
Dan mas Man mengiyakan, ia mengaku sempat diberi surat panggilan dan dimintai keterangan pada pihak kepolisian.
Mas Man sendiri sempat kaget, saat mengetahui kalau Tyo adalah adik mbak Nia.
Entah kenapa raut wajahnya yang mulanya tenang saat bercerita, berubah agak gelisah, meski akhirnya kembali tenang.
Entah kenapa raut wajahnya yang mulanya tenang saat bercerita, berubah agak gelisah, meski akhirnya kembali tenang.
Dan setelah mendapat keterangan dari Mas Man, kami pun pamit pulang, meskipun kami merasa ada hal yang tidak diceritakan bahkan seolah ditutupi olehnya.
Keterangan dari mas Man, melengkapi hasil investigasi kami. Kami pun kembali membahas dan mendiskusikan seluruh keterangan yang kami dapatkan. Tak ketinggalan, dokumen yang terdiri dari surat balasan yang dikirimkan oleh beberapa instansi di ibu kota juga menjadi referensi kami.
Terhitung ada 12 orang yang telah kami temui, dan ada beberapa surat dari komnas HAM, Ombudsman RI, kontras, 2 buah SP2HP dari polsek, dan 1 SP2HP dari Polres, serta 1 surat tembusan dari Polda.
Semua itu, adalah kumpulan data terkait kasus tersebut.
Semua itu, adalah kumpulan data terkait kasus tersebut.
Dari pembahasan terakhir, kami sudah menemukan titik terang terkait kasus itu. Bahkan, pihak keluarga mbak Nia pun, sudah meyakini seseorang yang merupakan salah satu pelaku pembunuhan itu.
Sayangnya, keyakinan itu belum disertai bukti yang kuat untuk bertindak lebih lanjut.
Sayangnya, keyakinan itu belum disertai bukti yang kuat untuk bertindak lebih lanjut.
Yang menjadi pertanyaan oleh kami dan keluarga mbak Nia, harusnya jika pihak kepolisian sudah melakukan penyelidikan dan menggali keterangan dari saksi yang sama dengan yang kami temui, sudah bisa diambil kesimpulan siapa pelaku pembunuhan itu.
Cerita terakhir yang akan saya sampaikan terkait kasus, akan menjadi penutup thread ini.
Perlu saya tekankan bahwa kasus ini belum selesai, sehingga di cerita terakhir ini tidak akan berujung pada ditemukannya pelaku pembunuhan.
Perlu saya tekankan bahwa kasus ini belum selesai, sehingga di cerita terakhir ini tidak akan berujung pada ditemukannya pelaku pembunuhan.
Penutup cerita ini berkaitan dengan upaya terakhir yang sudah dilakukan oleh pihak keluarga mbak Nia, serta hal-hal apa saja yang dialami oleh orang-orang yang pernah berusaha mengupayakan pengungkapan kasus ini.
Malam itu, saya baru saja selesai melakukan aktifitas pekerjaan saya di sebuah daerah di kabupaten.
Saat sedang beristirahat, makan di sebuah warung, saya berjumpa dengan seseorang.
Perbincangan kami diawali dari saling menanyakan daerah asal kami.
Saat sedang beristirahat, makan di sebuah warung, saya berjumpa dengan seseorang.
Perbincangan kami diawali dari saling menanyakan daerah asal kami.
Saat saya mengatakan bahwa saya berasal dari desa G, tak lama kemudian orang itu menanyakan sesuatu yang tidak saya duga.
Yang ditanyakan olehnya adalah tentang kelanjutan dan perkembangan kasus yang pernah heboh beberapa tahun yang lalu itu.
Yang ditanyakan olehnya adalah tentang kelanjutan dan perkembangan kasus yang pernah heboh beberapa tahun yang lalu itu.
Saya tidak terlalu menanggapi dan menceritakan apa yang saya ketahui. Justru, saya menanyakan apa yang dia ketahui.
Saya pun ingin tau, bagaimana kabar yang tersebar di luar desa.
Dan orang itu pun menceritakan sebuah cerita.
Saya pun ingin tau, bagaimana kabar yang tersebar di luar desa.
Dan orang itu pun menceritakan sebuah cerita.
Dia mengatakan, mengenal salah seorang oknum pihak kepolisian yang pernah ikut dalam upaya pengungkapan kasus.
Setelah saya tanyakan nama dan jabatannya, oknum polisi yang dimaksud itu, ternyata adalah pak Bhabin, yang dulu pernah datang ke rumah H. Rusdi bersama pak mandan.
Setelah saya tanyakan nama dan jabatannya, oknum polisi yang dimaksud itu, ternyata adalah pak Bhabin, yang dulu pernah datang ke rumah H. Rusdi bersama pak mandan.
Orang itu mengabarkan, bagaimana keadaan pak bhabin setelah ikut serta mengupayakan kasus itu.
Selang beberapa bulan setelah kasus itu heboh kembali melalui acara demo warga, pak Bhabin akhirnya dipindah tugaskan ditempat lain.
Sama halnya dengan anggota yang pernah menjadi-
Selang beberapa bulan setelah kasus itu heboh kembali melalui acara demo warga, pak Bhabin akhirnya dipindah tugaskan ditempat lain.
Sama halnya dengan anggota yang pernah menjadi-
- tim penyidik di tingkat polsek. Kapolsek sendiri sudah terlebih dulu dipindah dan digantikan dengan orang baru.
Saya tak terlalu kaget dengan penuturannya, karena saya juga sudah mengetahuinya.
Tak hanya di tingkatan polsek, di tingkat polres pun beberapa kali terjadi -
Saya tak terlalu kaget dengan penuturannya, karena saya juga sudah mengetahuinya.
Tak hanya di tingkatan polsek, di tingkat polres pun beberapa kali terjadi -
- perombakan anggota. Dari jabatan penyidik hingga kasatreskrim, termasuk jabatan kapolsek dan wakil nya pun telah diganti.
Saya menganggap hal itu sebagai hal yang biasa. Mungkin saja, ada ketentuan yang memang mengatur tentang pergantian jabatan.
Saya menganggap hal itu sebagai hal yang biasa. Mungkin saja, ada ketentuan yang memang mengatur tentang pergantian jabatan.
Meski beberapa orang menganggap ada ketidakwajaran. Pasalnya hingga saat ini, sudah 2 kali pergantian kasatreskrim, dan kabar terbaru, sedang terjadi pergantian kapolres dan wakilnya untuk yang kedua kali dalam rentang waktu 3 tahun sejak munculnya kasus itu.
Lanjut ke cerita yang disampaikan orang itu.
Katanya, ia sering bertemu dengan pak Bhabin, dan tak jarang diceritakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kasus itu.
Dalam ceritanya, pak bhabin sempat curhat bahwa semenjak ikut serta dalam kasus itu, ia sering mendapat-
Katanya, ia sering bertemu dengan pak Bhabin, dan tak jarang diceritakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kasus itu.
Dalam ceritanya, pak bhabin sempat curhat bahwa semenjak ikut serta dalam kasus itu, ia sering mendapat-
- gangguan. Gangguan yang dimaksud adalah gangguan ghaib. Seakan ada pihak yang mencoba menakut-nakuti dan mengancamnya melalui cara yang diluar nalar.
Selain gangguan itu, pak bhabin pun pernah mengatakan sering didatangi oleh arwah mbak Nia.
Selain gangguan itu, pak bhabin pun pernah mengatakan sering didatangi oleh arwah mbak Nia.
Dan rasanya saya dibuat kepikiran tentang kasus itu lagi.
Pak bhabin pernah membawa kasus itu ke seorang paranormal, dan ada kemungkinan gangguan yang dialami oleh pak bhabin berawal dari tindakannya itu.
Pak bhabin pernah membawa kasus itu ke seorang paranormal, dan ada kemungkinan gangguan yang dialami oleh pak bhabin berawal dari tindakannya itu.
Saya hanya bisa berkata dalam hati.
"Berarti, pengawalan ghaib terhadap kasus ini masih terus berjalan".
Orang itu tidak menceritakan cukup detail dan panjang lebar terkait pengalaman yang dialami Pak Bhabin.
Hanya satu kalimat yang menjadi penutup pembicaraan waktu itu.
"Berarti, pengawalan ghaib terhadap kasus ini masih terus berjalan".
Orang itu tidak menceritakan cukup detail dan panjang lebar terkait pengalaman yang dialami Pak Bhabin.
Hanya satu kalimat yang menjadi penutup pembicaraan waktu itu.
"Karang sing mateni kui wong pinter, tur duwe duit, yo angel mas."
(Berhubung pelakunya itu orang yang punya ilmu dan berduit, ya susah mas)
Saya pun kembali termenung, ingin rasanya kembali mengupayakan kasus itu lagi, dan menyelesaikan apa yang sudah pernah saya mulai bersama-
(Berhubung pelakunya itu orang yang punya ilmu dan berduit, ya susah mas)
Saya pun kembali termenung, ingin rasanya kembali mengupayakan kasus itu lagi, dan menyelesaikan apa yang sudah pernah saya mulai bersama-
- teman-teman saya.
Tapi, keterbatasan waktu dan pengetahuan lah yang menjadi masalah bagi kami.
Selain itu, Aruf pun sudah merasa tidak nyaman dan enggan untuk terlalu aktif dalam mengupayakan kasus itu.
Tapi, keterbatasan waktu dan pengetahuan lah yang menjadi masalah bagi kami.
Selain itu, Aruf pun sudah merasa tidak nyaman dan enggan untuk terlalu aktif dalam mengupayakan kasus itu.
Saya sempat membahas pertemuan saya dengan orang di warung itu bersama Aruf.
Dan ternyata, tidak hanya saya yang bertemu dengan orang asing yang menanyakan kasus itu. Aruf pun mengalaminya.
Dan ternyata, tidak hanya saya yang bertemu dengan orang asing yang menanyakan kasus itu. Aruf pun mengalaminya.
Aruf menceritakan bahwa saat dirinya dan beberapa temannya sedang ada acara di desa sebelah, dirinya bertemu dengan seorang yang mengaku punya ilmu spiritual.
Iseng saja, aruf menanyakan perihal kejadian yang belum selesai di kampungnya.
Ternyata, pertanyaan Aruf ditanggapi -
Iseng saja, aruf menanyakan perihal kejadian yang belum selesai di kampungnya.
Ternyata, pertanyaan Aruf ditanggapi -
- dengan tawaran.
"Tak undangke po priye?"
(Mau saya panggilkan?)
Aruf hanya mempersilakan jika memang orang itu tidak keberatan.
Menurut Aruf, apa yang disampaikan oleh arwah mbak nia, tidak terlalu berbeda dengan apa yang sudah dia ketahui. Oleh karena itu, ia tak terlalu-
"Tak undangke po priye?"
(Mau saya panggilkan?)
Aruf hanya mempersilakan jika memang orang itu tidak keberatan.
Menurut Aruf, apa yang disampaikan oleh arwah mbak nia, tidak terlalu berbeda dengan apa yang sudah dia ketahui. Oleh karena itu, ia tak terlalu-
- membahasnya.
Namun, ada satu hal yang menjadi inti dari apa yang ingin disampaikannya.
"Sakwise arwahe korban metu, terus ono sing moro liyane"
(Setelah arwah korban keluar, ada sosok lain yang datang)
Namun, ada satu hal yang menjadi inti dari apa yang ingin disampaikannya.
"Sakwise arwahe korban metu, terus ono sing moro liyane"
(Setelah arwah korban keluar, ada sosok lain yang datang)
Aruf diberitahu oleh orang itu ciri sosok yang datang saat itu. Dan Aruf pun cukup tau siapa sosok yang dimaksud.
"Ternyata wong kae"
(Ternyata orang itu).
"Tapi, jare wong e, si **** kae cuman meringatke, kon ojo melu-melu perkoro kui"
(Tapi, kata orangnya, si **** itu hanya-
"Ternyata wong kae"
(Ternyata orang itu).
"Tapi, jare wong e, si **** kae cuman meringatke, kon ojo melu-melu perkoro kui"
(Tapi, kata orangnya, si **** itu hanya-
- mengingatkan agar tidak ikut campur dengan urusannya).
Si **** yang dimaksud oleh Aruf, kemungkinan bukan pelaku, orang itu adalah orang baru yang belum lama tinggal di salah satu rumah di kampungnya.
Aruf pun sempat heran, kenapa sosok orang itu jadi berkaitan dengan -
Si **** yang dimaksud oleh Aruf, kemungkinan bukan pelaku, orang itu adalah orang baru yang belum lama tinggal di salah satu rumah di kampungnya.
Aruf pun sempat heran, kenapa sosok orang itu jadi berkaitan dengan -
- kasus itu. Siapa sebenarnya dia? Dan apakah dia yang selama ini menjadi pengawal?
Terkait si **** itu, saya belum mendapatkan informasinya secara detail. Jadi, tidak akan saya bahas dalam thread ini.
Terkait si **** itu, saya belum mendapatkan informasinya secara detail. Jadi, tidak akan saya bahas dalam thread ini.
Kabar terakhir disampaikan oleh rohman dan Pak Roni.
Berdasarkan cerita mereka, pihak keluarga korban, sempat mengupayakan kasus itu pada salah seorang tokoh agama yang dianggap punya kelebihan, di daerah kabupaten sebelah.
Berdasarkan cerita mereka, pihak keluarga korban, sempat mengupayakan kasus itu pada salah seorang tokoh agama yang dianggap punya kelebihan, di daerah kabupaten sebelah.
Disana, pihak keluarga mbak Nia diberi semacam amalan doa yang harus dikerjakan selama beberapa hari tanpa terputus, dan dilakukan pada waktu yang sama.
Menurut tokoh tersebut, amalan doa itu bertujuan untuk menjauhkan hal-hal ghaib yang berusaha mengganggu dan menghalangi -
Menurut tokoh tersebut, amalan doa itu bertujuan untuk menjauhkan hal-hal ghaib yang berusaha mengganggu dan menghalangi -
- upaya pengungkapan kasus.
Dijelaskan pula, bahwa dengan menjalankan amalan yang disarankan, ada kemungkinan hal-hal ghaib yang mengganggu itu, akan berbalik menyerang pengirimnya.
Tokoh tersebut pun mengatakan, bahwa kalau sampai hal itu terjadi -
Dijelaskan pula, bahwa dengan menjalankan amalan yang disarankan, ada kemungkinan hal-hal ghaib yang mengganggu itu, akan berbalik menyerang pengirimnya.
Tokoh tersebut pun mengatakan, bahwa kalau sampai hal itu terjadi -
- ada kemungkinan, orang yang mengirim hal-hal ghaib itu, bahkan pelaku pembunuhan itu akan terungkap.
"Kabeh kabeh sedoyo, kersanipun gusti Allah"
(Semua itu, tergantung kehendak Allah).
"Kabeh kabeh sedoyo, kersanipun gusti Allah"
(Semua itu, tergantung kehendak Allah).
Menurut penjelasan pak Roni, selama menjalankan amalan doa tersebut, ada keanehan yang diamati dari seseorang yang ada di kampung itu.
Seseorang yang memang sudah di duga oleh pak Roni dan pihak keluarga sebagai pelaku pembunuhan.
Seseorang yang memang sudah di duga oleh pak Roni dan pihak keluarga sebagai pelaku pembunuhan.
Yang ditekankan oleh Pak Roni, seseorang yang diduga sebagai pelaku, bukan lah H. Takur atau pun Istrinya.
Ada orang lain, yang pasti tidak akan pernah disangka dan dicurigai oleh siapa pun.
Karena kasus itu, bukan kasus pembunuhan biasa.
Ada orang lain, yang pasti tidak akan pernah disangka dan dicurigai oleh siapa pun.
Karena kasus itu, bukan kasus pembunuhan biasa.
Entah mendapat informasi darimana, pak Roni menjelaskan, bahwa mungkin saja peristiwa pembunuhan yang sebenarnya tidak terjadi di Garasi Pabrik. Melainkan ditempat lain.
Ada orang yang disuruh untuk membuang / menyingkirkan jasadnya. Seperti yang pernah disampaikan oleh arwah mbak Nia dalam mediasi. Namun, perintah itu tidak selesai dikerjakan. Akhirnya jasad mbak Nia malah ditemukan di Garasi Pabrik.
Mungkin, itulah alasan kenapa tidak ditemukan barang bukti pembunuhan di lokasi jasad mbak Nia ditemukan.
Misteri pembunuhan mbak Nia pun masih tetap menjadi teka-teki yang tak kunjung terselesaikan hingga saat ini.
Seseorang yang di duga sebagai pelaku, masih bebas dan berada di kampung itu. Sedangkan keluarga H. Takur, harus menanggung beban tuduhan orang-orang yang masih terus -
Seseorang yang di duga sebagai pelaku, masih bebas dan berada di kampung itu. Sedangkan keluarga H. Takur, harus menanggung beban tuduhan orang-orang yang masih terus -
- bertanya-tanya tentang kelanjutan kasus itu.
Akan kah pada akhirnya kasus itu menemui titik terang? Atau justru terabaikan seiring dengan berjalannya waktu.
Akan kah pada akhirnya kasus itu menemui titik terang? Atau justru terabaikan seiring dengan berjalannya waktu.
Yang menjadi perhatian dalam kasus itu adalah kasus tersebut menimpa seseorang yang berasal dari masyarakat kecil, masyarakat yang tidak mampu, dan tidak punya kemampuan hukum untuk memperjuangkan nasib anggota keluarganya.
Ayah mbak Nia hanya seorang pengayuh becak, ibunya seorang penjual sayuran. Setelah kematiannya, mbak Nia meninggalkan dua orang anak Yatim-Piatu, yang saat ini diurus oleh kakek neneknya, dibantu oleh sanak saudara yang lain.
Tak bisa terbayangkan bagaimana perasaan mereka.
Tak bisa terbayangkan bagaimana perasaan mereka.
Orang tua yang sudah renta, harus menerima kenyataan bahwa anaknya telah dibunuh oleh pelaku yang belum tertangkap.
Kedua anak mbak Nia, harus menerima nasib dan takdir mereka menjadi anak Yatim-Piatu, setelah ayah mereka sudah terlebih dulu meninggalkan mereka, dan seorang ibu -
Kedua anak mbak Nia, harus menerima nasib dan takdir mereka menjadi anak Yatim-Piatu, setelah ayah mereka sudah terlebih dulu meninggalkan mereka, dan seorang ibu -
- yang harusnya menjadi satu-satunya orang yang bisa diandalkan, telah meninggalkan mereka dengan cara yang tidak wajar.
Apakah hukum memang seakan mengabaikan orang kecil?
Miris. Mungkin hal seperti ini tidak hanya terjadi di desa saya. Bisa jadi, ada hal serupa -
Apakah hukum memang seakan mengabaikan orang kecil?
Miris. Mungkin hal seperti ini tidak hanya terjadi di desa saya. Bisa jadi, ada hal serupa -
- dimana keadilan hukum belum sepenuhnya terasa bagi orang kecil.
Kasus ini sudah berjalan hampir 3 tahun lamanya. Pihak kepolisian pun, belum menemukan titik terang.
Kasus ini sudah berjalan hampir 3 tahun lamanya. Pihak kepolisian pun, belum menemukan titik terang.
Terlebih, peristiwa itu pun pada akhirnya bersangkutan dengan hal-hal ghaib, yang mungkin siapa pun yang melakukannya, sudah berani melanggar larangan Agama, agar tidak bersekutu dengan setan untuk tujuan tertentu.
Wallaahua'lam.
Wallaahua'lam.
Thread ini saya buat, sesuai dengan keterangan yang saya dapatkan bersama beberapa orang teman saya, termasuk adik mbak Nia, juga Paman mbak Nia.
Saya tidak bermaksud untuk menyinggung apa lagi menuduh suatu pihak dalam thread ini.
Jadi, terkait dengan seseorang yang di duga -
Saya tidak bermaksud untuk menyinggung apa lagi menuduh suatu pihak dalam thread ini.
Jadi, terkait dengan seseorang yang di duga -
- sebagai pelaku, tidak berhak saya sampaikan di akhir thread ini.
Ada sekitar 22 tokoh yang saya sebut dalam thread ini, bisa jadi diantaranya merupakan dua orang yang di duga sebagai pelaku.
Ada sekitar 22 tokoh yang saya sebut dalam thread ini, bisa jadi diantaranya merupakan dua orang yang di duga sebagai pelaku.
0 Response to "MISTERI PEMBUNUHAN DI GARASI PABRIK " Bagian III :Sumpah Pocong ""
Post a Comment